Kamis, 12 Maret 2009

Ucapan Subhanallahi Wabihamdih Peruntuh Dosa - Dosa
Senin, 2 Maret 2009


قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw : “Barangsiapa yg membaca SUBHANALLAHI WABIHAMDIH 100X pada harinya, maka berjatuhanlah dosa dosanya walau sebanyak buih di lautan” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Mencintai hamba – hamba Nya melebihi cinta hamba-Nya satu sama lain. Yang tiada satu makhluk bisa melebihi cintanya Allah kepada seorang hamba-Nya dan yang paling mencintai adalah Allah, cinta Nya (kepada kita) yang utama dan muncul dan jelas adalah anugerah kehidupan, yang itu merupakan cinta yang tidak bisa ditandingi oleh semua cinta dan kasih sayang yang lainnya. Dialah (Allah) yang memberi kita kehidupan, yang memanjakan kita dengan kemanjaan dalam kehidupan di dunia, yang memberikan kepada kita jamuan jamuan kemanjaan matahari dan bulan dan seluruh panca indera yang dari dasar keagungan kasih sayang Illahi sehingga seakan – akan hal itu terjadi tanpa ada yang memberi.

Sebagaimana seorang bayi yang kecil yang disayangi oleh ibunya dan ia tidak sadar bahwa ia ada yang sangat menyayangi. Memandikannya siang, pagi dan malam, memberi ia makanan, minuman, menyusuinya, memberinya hal – hal yang bermanfaat baginya, menyiapkan segala kebutuhannya, menyiapkan apa yang diperlukan untuk menunjang kehidupannya. Inilah keadaan setiap hamba di dalam kehidupan dunia. Mereka yang taat dan mereka yang tidak taat, mereka yang dalam dosa atau mereka yang dalam pahala. Inilah cinta yang melebihi semua cinta yang tak akan kau dapatkan dari yang lain selain-Nya. Ilallah (terkecuali Allah) Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi dan cinta kasih sayang-Nya ditawarkan lagi lebih bagi mereka yang mendambakan cinta Allah Yang Abadi yaitu dengan tiada menduakan-Nya dan menjawab seruan kasih sayang-Nya untuk berbuat hal – hal yang dicintai-Nya yang dengan itulah Allah Swt menampakkan kepada kita kesempurnaan yang kekal dan abadi.

Hadirin – hadirat, satu – satunya kekasih yang tidak akan mengecewakan kekasihnya adalah Allah Swt. Kasih sayang yang muncul pada setiap jiwa hamba – hambaNya dijawab lebih daripada cinta itu kepadanya.

“Wama taqarraba ilayya abdi syibran taqarabbtu ilaihi dzira’an”, demikian riwayat Shahih Bukhari di dalam hadits qudsiy “tiadalah seorang hamba mendekat kepada-Ku satu jengkal kecuali Ku-jawab kedekatan kepadanya satu hasta”.

“Wama taqarabba ilayya abdi dzira’an taqarabbtu ilaihi ba’a, jika hamba-Ku mendekat dan mencintai-Ku dengan mendekat satu hasta maka Aku mendekat kepadanya satu depa”.

“wa in atayna maasyiyan ataytuhu harwalah, jika ia datang padaku dengan melangkah Aku datang padanya dengan bergegas”. Menunjukkan jawaban cinta Allah lebih besar selalu menjawab cinta hamba-Nya. Sebesar apapun rindu hamba-Nya, Allah lebih rindu kepadanya.

“Man ahabba liqaAllah ahabballah liqa’ah, barangsiapa yang rindu berjumpa dengan Allah, Allah rindu berjumpa dengannya”, demikian riwayat Shahih Bukhari.

Hadirin – hadirat, yang saya bawakan (ajarkan) adalah menuntut kita bersama – sama untuk mencapai kedamaian cinta yang abadi ialah Allah. Cinta Allah Swt ini tidak akan bisa diputus, cinta yang tidak terputus di dunia dan di akhirat adalah cinta Allah dan cinta yang ada sangkut – pautnya dengan cintanya Allah tidak bisa diputus dengan kematian, tidak bisa diputus dengan matinya jasad.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Sampailah kita pada hadits agung yang disabdakan oleh Nabiyyuna Muhammad Saw “man qaala subhanallahi wabihamdih fi yaumin mi’at marrah, huththat khathaayaahu wa in kaanat mitsla zabadilbahr, barangsiapa yang di harinya membaca SUBHANALLAH WABIHAMDIH (100X) maka berjatuhan dosa – dosanya walau sebanyak buih di lautan”.

Kita bertanya untuk apa Sang Nabi saw mengucapkan hadits ini? untuk apa Sang Nabi saw menyampaikan hal ini? untuk apa Allah menginginkan Sang Nabi saw menyampaikan hal ini? karena telah di firmankan oleh Allah “tiadalah Nabi saw itu bicara dari apa yang ia inginkannya saja dari hawa nafsunya terkecuali ucapan Sang Nabi itu adalah yang di wahyukan oleh Allah”. Kenapa Allah menghendaki Sang Nabi berbicara seperti itu?

Barangsiapa yang mengucap satu harinya “Subhanallahi Wabihamdihi sebanyak 100X berjatuhanlah dosa – dosanya sebanyak buih di lautan”. Subhanallah artinya Maha Suci Allah. Orang yang mensucikan Allah Swt berarti ia mengagungkan Allah, berarti ia menjadikan Nama Allah itu agung dan suci di hatinya. Allah tidak perlu disucikan karena sudah Maha Suci tapi ucapan itu menunjukkan kesetian hamba dan cinta hambanya pada Allah. Wabihamdihi artinya dan banyaknya puji untuk-Nya.

Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari mensyarahkan hadits ini bahwa kalimat “Subhanallah Wabihamdihi” juga teriwayatkan di dalam Shahih Muslim “ahabbul kalimah ilallah, kalimat yang paling dicintai oleh Allah adalah Subhanallah Wabihamdihi”. Al Imam Ibn Hajar “afdholul kalimah laa ilaha illallah, seagung – agung kalimat adalah Lailahailallah”.

Berkata Imam Ibn Hajar menukil satu pendapat dari para muhadditsin bahwa kalimat “Subhanallah Wabihamdihi” sudah terangkul didalamnya kalimat Lailahailallah. Karena “Lailahailallah” mentauhidkan Allah dari segala sesembahan selain Allah sedangkan kalimat Maha Suci Allah dan segala puji tentunya salah satu bentuk dari kesempurnaan pemahaman kalimat Lailahailallah. Ketika seseorang memahami kalimat Lailahailallah dan mendalami hakikat maknanya bahwa tiada yang patut disembah selain Allah maka sampailah ia kepada samudera cinta kepada Allah maka ia selalu mensucikan dan memuji Allah. Dalam keadaan seperti itu orang yang mempunyai bibir dan sanubari yang mensucikan dan memuji Allah 100X dengan kalimat ini dalam harinya, pupus dan berjatuhan dosa – dosanya walau sebanyak buih di lautan.

Apa itu dosa? Dosa adalah perbuatan yang tidak disenangi oleh Allah. Itu berjatuhan dengan perasaan cintamu kepada Allah yang terbuahkan dengan kalimat Subhanallah Wabihamdihi.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kalimat Subhanallahi Wabihamdihi ini kalimat yang sangat agung diajarkan oleh Sang Nabi saw kepada kita karena besarnya keinginan Sang Nabi saw agar kita dekat kepada Allah, agar kita dicintai oleh Allah, agar kita tidak terjebak dengan terjauhnya dari Allah sebab dosa – dosa kita. Teriwayatkan di dalam hadits Shahih hal – hal yang menghapus dosa tentunya hal – hal yang fardhu dan hal – hal yang sunnah namun ini salah satu daripada beribu – ribu gerbang kasih sayang Illahi yang ditawarkan kepada kita setiap siang dan malam. Dalam munajat, dalam dzikir, dalam doa, dalam perbuatan baik, dalam perbuatan meninggalkan kemunkaran, memerintahkan pada kebaikan, dalam segala hal itu terdapat gerbang – gerbang kasih sayang Illahi dan salah satunya adalah Subhanallahi Wabihamdihi. Ini jika di amalkan, kalimat ini juga membawa ketenangan hati.

Boleh dicoba bagi mereka yang membaca setiap harinya Subhanallah Wabihamdihi, jangan setiap hari dulu tapi satu hari dulu, rasakan di pagi hari kau membacanya dalam keadaan suci Subhanallahi Wabihamdihi 100X, rasakan hari itu betapa berbedanya dengan hari yang lainnya. Lebih sejuk, lebih tenang, lebih banyak kemudahan, lebih banyak terselesaikan permasalahan dan sakinah yang sangat mahal yaitu kedamaian jauh dibanding hari yang kau tidak membaca padanya Subhanallahi Wabihamdihi. Dan dengan itu Insya Allah lanjutkan selagi kau mampu dan jangan sesekali kau tinggalkan karena membacanya 100X itu tidak menghabiskan waktu sampai 10 menit, barangkali tidak sampai 10 menit, beberapa menit saja kau akan dapatkan sejuknya harimu disaat itu.

Hadirin – hadirat, Sang Maha Berkasih Sayang Rabbul Alamin yang selalu memperhatikan setiap hamba – hambaNya karena mereka yang hidup itu adalah milik Allah dan inilah sebaik – baik pemilik. Dialah pemilik tunggal segenap kehidupan, pemilik tunggal segenap apa – apa yang ada di alam semesta dan Dialah yang paling memperhatikan semua kehidupan hamba-Nya maka itu manusia, jin maupun hewan dan tetumbuhan.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika Rasul saw menyampaikan satu hikayah kejadian yang pernah terjadi pada Nabi sebelum beliau. Ketika Nabi itu duduk dibawah sebuah pohon dan disaat ia duduk ia digigit oleh seekor semut yang menyakitkan, gigitannya berbisa. Gigitannya semut tidak mematikan cuma menyakitkan maka Nabi itu berdiri dari duduknya dan memanggil kaumnya untuk membakar sarang semut itu semuanya karena membahayakan. Al Imam Ibn Hajar mensyarahkan hadits ini Nabi itu berbuat hal yang benar karena semua hewan yang mengganggu manusia boleh untuk dibunuh namun Allah menurunkan Jibril as untuk Nabi itu bukan Nabi Muhammad saw. Nabi itu sebelum Nabi Muhammad saw seraya berkata “Hallaa namlatun waahidah..?, wahai Nabi-Ku bukankah yang berbuat Cuma seekor semut saja yang menggigitmu kenapa harus semua dimusnahkan?, kata Allah. Maksudnya apa? Allah melihat seekor semut yang berbuat jahat pada Nabi-Nya mengganggu tapi kan satu ekor itu yang mengganggu, kata Allah. Sedangkan yang lain tidak mengganggu, bagaimana engkau seorang Nabi? Orang yang sangat dekat kepada Allah membunuh makhluk yang dicipta oleh Allah yang tidak bersalah?

Imam Ibn Hajar mensyarahkan bahwa ucapan dan perbuatan Nabi itu tidak salah secara syari’ah, namun Allah ingin mengingatkan kepada Nabi itu betapa Allah itu melihat seluruh perbuatan hamba-Nya dan hamba Allah itu menyayangi setiap makhluk hidup yang dicipta-Nya. Kalau seekor semut saja diperhatikan oleh Allah, siapa yang menyakitinya, siapa yang mengganggunya, apalagi keturunan Adam as, lebih – lebih lagi ummat Nabi Muhammad saw. “Innahu kaana tawwaaba, sungguh Allah itu Maha Menerima Taubat”. Kalimat ini hadirin jika kita renungkan “innahu kaana tawwaba” kalimat ini menjawab semua keputus-asaan hamba yang tenggelam dalam samudera dosa. Kalimat ini menghibur mereka bahwa cinta Allah pasti mereka dapatkan “innahu kaana tawwaba” Dia (Allah) Maha menerima semua taubat.

Mereka yang telah tenggelam dalam gelapnya dosa dan kesalahan, jangan sampai menyangka tidak akan bisa mencapai cinta Allah. Masih ditawarkan untuk mereka yang ingin dicintai oleh Rabbul Alamin, “Sungguh Aku Maha Menerima Taubat”, kata Allah. Apa itu taubat? Taubat itu anugerah bagi pendosa yang menyesali dosanya. Dapat anugerah dari Allah bukan hukuman, yang datang bukan hukuman. Ketika seseorang berbuat dosa lalu ia menyesal kepada Allah, kepada Sang Pemilik dirinya, Sang Pemilik setiap debu yang diinjaknya, Sang Pemilik langit dan bumi ini, ia menyesali kesalahannya, menyesali bahwa perbuatan ini menyakiti hati Tuhannya maka Allah berikan kepadanya ampunan dan Allah dekatkan ia kepada-Nya Swt.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan didalam riwayat yang tsigah, ketika Nabiyullah Musa as diperintah oleh Allah berdakwah mendatangi Fir’aun. Allah berfirman kepada Nabi Musa 21.15 “faqaalaa lahu qaulan Layyinan .., ucapkanlah kepada Fir’aun itu ucapan yang lembut”. Padahal Fir’aun itu sudah mengaku sebagai Tuhan. “faqala lahu qaulan layyina.., wahai Musa dan Harun ucapkan padanya kalimat yang lembut”. Hadirin – hadirat, diriwayatkan didalam riwayat yang tsigah ketika Nabi Musa mengajak Qarun, seorang yang kaya – raya tapi membawa kerusakan dan menyembah selain Allah dan mengajak orang – orang ikut kepada kesesatannya dengan membagi – bagikan hartanya. Maka Nabi Musa mendakwahinya dan Qarun tetap dalam kekufurannya. Maka Nabi Musa as berkata “wahai bumi pendamlah Qarun sampai kelututnya” maka bumi memendam Qarun sampai ke lututnya. “Ayo..kau mau taubat?”, kata Nabiyullah Musa as dan ia berkata “tidak” maka Nabi Musa berkata “wahai bumi pendam ia sampai ke perutnya” maka bumi memendam Qarun sampai ke perutnya. “Aku tidak akan taubat wahai Musa!” maka berkata NAbi Musa “wahai bumi pendam Qarun sampai ke lehernya” maka Qarun pun dipendam oleh bumi sampai ke lehernya. Qarun menjerit “ya Musa cukup Musa aku sekarang mau taubat“, Nabi Musa berkata “wahai bumi pendam Qarun sampai ke seluruh tubuhnya” maka bumi pun memendamnya sampai keseluruhannya. Allah turunkan malaikat Jibril kepada Musa “man .. ya Musa .., wahai Musa kau ini tega sekali pada Qarun? kalau ia memanggil aku dan minta maaf padaku akan kumaafkan ia wahai Musa”. Demikian hadirin kasih sayang Allah dan cinta-Nya selalu ditawarkan kepada hamba-Nya.

Sampailah kita di bulan Rabiul Awwal, bulan yang sangat menyenangkan dan membawa kebahagiaan bagi muslimin – muslimat, ummat Nabi Muhammad saw. Kebahagiaan yang abadi, surga yang kekal, keridhoan Allah yang kekal, kesemuanya ini dipadu kejadiannya oleh Allah di bulan Rabiul Awwal. Lahir Sang Nabi saw di 12 Rabiul Awwal, demikian pendapat yang mu’tamad. Hari senin, 12 Rabiul Awwal hijrah Sang Nabi saw pun riwayat Shahih Bukhari bahwa beliau masuk ke kota Madinah Al Munawwarah pada hari senin, 12 Rabiul Awwal. Dan wafatnya beliau pada hari senin, 12 Rabiul Awwal.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa ketika Abbas bin Abdul Mutholib bermimpi Abu Lahab setelah wafatnya. Dilihatnya Abu Lahab berada didalam api yang mengerikan, maka ditanya kepada Abu Lahab apa yang kau terima setelah kematianmu wahai Abu Lahab? berkata Abu Lahab “tidak pernah kurasakan kenikmatan dan ketenangan sejak aku wafat terkecuali setiap hari senin aku diberi keringanan karena membebaskan budakku Juwairiyah mendengar kabar kelahiran Nabi Muhammad saw”. Jadi Juwairiyah itu budaknya Abu Lahab. Disaat hari senin lahirnya Rasul saw datang Juwairiyah kepada Abu Lahab “Abu Lahab, Aminah sudah melahirkan” maka Abu Lahab gembira (ini belum jadi musuhnya) kemudian Abu Lahab menjadi musuh sebesar – besarnya musuhnya Rasul saw adalah Abu Lahab, sampai diangkat 2 kali oleh Allah dalam 1 ayat “tabbat yadaa abilahabiwwatabba, celaka dua tangan Abu Lahab dan celaka” QS. Al Lahab : 1. Tidak ada satu orang pun yang dimurkai oleh Allah dalam satu ayat 2X kecuali Abu Lahab. Tapi ia bebaskan budaknya begitu dengan kabar gembira Aminah sudah melahirkan anak. “oohhh.. kau bebas karena aku gembira kau yang bawa kabar gembira ini maka kau bebas”. Itu (Abu Lahab) di kemudian hari menjadi musuh besar Nabi Muhammad saw. Tapi Allah tidak melupakan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad saw. Setiap hari senin, Abu Lahab itu berkata “aku diberi keringanan dengan bisa minum air dari ibu jariku ini, antara telunjuk dan ibu jari itu Allah keluarkan pancarkan air agar ia bisa minum karena pernah membebaskan budaknya Juwairiyah saat hari kelahiran Nabi Muhammad saw”. Ini riwayat Shahih Bukhari. Namun ini adalah mimpi dan tentunya sudah dipahami bahwa mimpi tidak bisa dijadikan dalil. Akan tetapi para muhadditsin dan para hujjatul islam dan para imam menjelaskan mimpi tidak bisa dijadikan dalil sebagai dalil syari’ah tapi bisa dijadikan dalil sebagai dalil afdholiyah wal hikmah. Kalau hukum (hukum syari’ah) tidak bisa dari mimpi, mimpi tidak bisa diterima. Tetapi kalau dalil hikayah, dalil hikmah, dan dalil afdholiyah bisa dipakai. Contohnya mimpinya pendeta Buhairah akan kelahiran Nabi Muhammad saw sudah dekat, non muslim yang mimpi kelahiran Nabi Muhammad saw sudah dekat jadi dalil. Dalil apa? dalil kebangkitan Nabi Muhammad saw tapi bukan dalil syari’ah. Itu maknanya. Jadi jelas sudah para muhadditsin, para imam kita melihat bagaimana indahnya perbuatan Allah kepada orang yang gembira kepada hari kelahiran Rasulullah saw.

Salafunnaasshalihin dan para Sahabat Rasul radiyallahu anhum memang tidak pernah membuat perayaan maulid karena tidak perlu. Jiwa mereka dan harta mereka dan seluruh hari – hari mereka telah mereka korbankan untuk cintanya kepada Allah dan Rasul saw. Mereka tidak punya idola selain Muhammad Rasulullah saw didalam kehidupan hamba – hamba Allah. Idola mereka satu saja Sayyidina Muhammad saw, Qudwah dari semua yang dijadikan Qudwah). Tapi setelah mulai jauh dari kemangkatan Sang Nabi saw mulailah hati muslimin – muslimat ini berguncang, mengalihkan idola mereka bukan lagi kepada Nabi saw. Maka dibuatlah perayaan maulid untuk membangkitkan kembali semangat ummat agar kembali mengingat sejarah Sang Nabi saw, budi pekerti Sang Nabi saw, tuntunan Sang Nabi saw dan kasih sayang Allah yang muncul dengan kebangkitan Nabi Muhammad saw.

Hadirin, berkata Sayyidina Abbas bin Abdul Mutholib didalam Syi’bul Iman oleh Al Imam Baihaqi diriwayatkan pula dalam Musnad Ahmad, dalam Shahihain dan lainnya berkata Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib “ya Rasulullah turridu an’amta.., ya Rasulullah aku mohon ijin memujimu”. Memuji Nabi saw adalah salah satu bentuk pujian kepada Allah. Rasul saw senang dipuji, kenapa? karena jabatannya sebagai seorang Rasul. Beliau tidak mempunyai hati yang bangga atas pujian orang terhadap dirinya tapi beliau tahu pujian kepada beliau adalah bentuk cinta seseorang kepada Allah. Kenapa? Karena beliau mempunyai jabatan sebagai Rasulullah dan iman seseorang itu sempurna dengan cintanya kepada Nabi Muhammad saw. Karena makin seseorang cinta kepada Rasul saw, makin akan mengikutinya. Kalau seandainya kita mencintai seseorang dijadikan idola makin kita berusaha untuk mengikutinya. Oleh sebab itu Nabi saw gembira dengan semua perbuatan yang bias mendorong ummat ini mencintai beliau saw termasuk diantaranya pujian. Maka berkatalah Rasul saw kepada Sayyidina Abbas bin Abdul Mutholib “qul Laa Yafdhudhillahi faak.., silahkan Abbas ucapkan syairmu dan Allah akan menjaga bibirmu”. Maksudnya apa? Sayyidina Abbas berkata “sampai aku lanjut usia tidak pernah aku sakit gigi, tidak ada satupun gigiku yang tanggal karena doanya Nabi Muhammad saw saat aku akan mengucapkan syair pujian padanya”. Diantara kalimat Sang Nabi, Sayyidina Abbas bin Abdul Mutholib “kau yang disaat kelahiranmu ini wahai Sang Nabi saw, terang benderanglah bumi dg cahaya, terbitlah cahaya di ufuk dan disaat itu terbitlah cahaya mulia dan kami selalu berada didalam cahaya hidayah dan cahaya kelahiranmu itu yg masih menaungi kami sampai saat ini, kata Abbas bin Abdul Mutholib”. Ini menunjukkan salah satu kalimat yang diucapkan karena cintanya para sahabat dan gembiranya atas kelahiran Nabi Muhammad saw. Risalah dan seluruh tuntunan syari’atul muthaharah ini Allah munculkan ke muka bumi di awali kelahiran Nabi Muhammad saw. Terbitnya dari kelahiran Sang Nabi saw maka Allah bersumpah dengan usia beliau saw, ini salah satu firman Allah “demi usiamu wahai Muhammad”. Menunjukkan dari sejak kelahiran hingga wafatnya beliau itu dimuliakan oleh Allah Swt.

Hadirin – hadirat, pujian kepada Nabi Muhammad saw adalah hal yang sunnah dan diperbolehkan dilakukan didalam masjid ataupun diluar masjid. Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari ketika Sayyidina Hasan bin Tsabit ra membaca syair pujian untuk Nabi saw masjid nabawiy maka Rasul saw berdoa untuk Hasan bin Tsabit “Allahumma ayyid-hu biruhil qudus, wahai Allah bantulah Hasan bin Tsabit itu dengan Jibril as”. Belum pernah Nabi saw mendoakan orang seperti itu kecuali untuk Hasan bin Tsabit yang membacakan syair pujian untuk Nabi saw didalam masjid. Oleh sebab itu jika muncul di masa sekarang, orang mengatakn pujian pada Sang Nabi itu bid’ah maka belum memahami hadits ini. Hadits ini riwayat Shahih Bukhari dan kemudian inilah hal yang sunnah memuji Nabi saw didalam masjid bahkan didoakan oleh Rasul saw. Kenapa? Karena memuji beliau saw akan menumbuhkan cinta kepada beliau saw. Dan cinta kepada beliau saw adalah kesempurnaan iman. “Belum sempurna iman kalian sebelum aku lebih dicintainya melebihi keluarganya, dari ayahbundanya, dan dari seluruh manusia”. Kenapa hadirin – hadirat? Karena tidak ada orang yang mencintai kita melebihi Nabiyyuna Muhammad saw kecuali Allah. Kalau saya tidak mengatakan kecuali tapi saya katakan Nabi Muhammad saw ini salah satu bentuk dari cintanya Allah kepada kita. Salah satu bentuknya adalah Nabi Muhammad saw.

Laqad jaa’akum rasuulun min anfusikum ‘azizun ‘alaihi ma ‘anittum, hariishun ‘alaikum bil mu’miniina raufurrahim, Sang Pemilik matahari dan bulan, langit dan lautan, kehidupan dari zaman ke zaman berfirman “Telah datang kepada kalian seorang Rasul dari bangsa kalian (manusia), sangat berat memikirkan hal yang menimpa kalian, sangat menjaga kalian dan sangat berkasih sayang kepada orang – orang yang beriman” QS. At-Taubah : 128. Siapa otrang – orang yang beriman? Muslimin – muslimat.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Beliaulah yang menjadi pembela utama untuk umatnya di yaumal qiyamah disaat semua orang lari dari dosa, saat semua orang takut pada dosa sampai para Nabi berkata “nafsiy..nafsiy.., pergi – pergi kalian aku tidak bisa untuk menyelamatkan kalian diriku ..diriku”, para Nabi berkata demikian. Ini diriwayatkan didalam Shahih Bukhari. Hanya beliau inilah yang mempertahankan kita agar tidak masuk neraka, beliau saw sujud kepada Allah Swt seraya berkata “ummatiy..ummatiy...,umatku..umatku wahai Allah”. Sujud untuk membela para pendosa agar jangan masuk neraka maka Allah berkata “…, angkat kepalamu beri syafa’at pada orang yang akan engkau beri syafa’at”. Dan beliau saw memberi syafa’at banyak orang, dibagi syafa’at kepada amal shalih, shadaqah bisa memberi syafa’at, hewan kurban bisa memberi syafa’at, masjid memberi syafa’at, semua bisa memberi syafa’at dari amal shalih. Sedemikian hebatnya para shalihin, para syuhada, para awlia memberi syafa’at. Terus saling membagi – bagi syafa’at agar banyak tertolong ummat ini. Ternyata masih ada yang menjerit didalam hati, mereka memanggil – manggil Nama Sang Nabi untuk mendapatkan syafa’at. Para pendosa, para penjahat, para orang yang wafat dalam kedhaliman, mereka masih menjerit dan Sang Nabi saw tidak tega mendengar jeritan mereka seraya kembali sujud kepada Allah meminta lagi syafa’at (dalam riwayat dikatakan 4X beliau meminta syafa’at) “ambil..ambil..orang yang akan kau beri syafa’at”, kata Allah. Demikian indahnya idolaku dan idola kalian Nabiyyuna Muhammad saw.

Mereka bertanya mana kasih sayang Allah? Koq Nabi saw lebih cinta kita daripada Allah Swt. Justru jawabannya Muhammad itu adalah bentuk cintanya Allah Swt kepada kita. Oleh sebab itu mencintai beliau adalah sempurnnya iman. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.

Kita bermunajat kepada Allah Swt dihadapan kita beberapa hari lagi acara besar kita hari senin, tepat 12 Rabiul Awwal di masjid istiqlal dan kita harapkan muslimin bias mencapai lebih dari 1 juta muslimin – muslimat. Kita ingin segera Jakarta ini jadi kotanya Sayyidina Muhammad saw, kita ingin segera Jakarta ini paling makmur panggung – panggung shalawat dan dzikir kepada Allah serta shalawat kepada Nabi Muhammad saw. Sudah cukup Jakarta ini ratusan tahun dipenuhi dengan panggung – panggung dosa dan kesalahan. Sudah waktunya kita melakukan pembenahan dan kedamaian. Semoga Allah membenahi bumi Jakarta dan seluruh wilayah muslimin di Barat dan Timur diawali dengan Jakarta. Kenapa? Ibukota muslimin terbesar di dunia adalah Jakarta ini. Negara muslimin terbesar di dunia adalah Indonesia. Paling banyak ummat Nabi Muhammad saw, jadi Indonesia ini negeri yang paling diperhatikan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya. Kenapa? paling banyak ummat Nabi Muhammad saw disini. Orang berkata disini banyak musibah, karena musibah adalah pensucian dosa. Tapi kalau mereka beristighfar Allah akan angkat musibah itu dari mereka dan ibukota Indonesia adalah Jakarta. Oleh sebab itu kalau muncul kemakmuran dipermukaan bumi sebagaimana dijanjikan oleh Sang Nabi saw dari hadits yang shahih bahwa di akhir zaman pembunuhan terjadi, perampokkan, perpecahan, permusuhan lalu banyak yang mengaku Nabi setelah itu akan muncul kemakmuran. Kita bertanya dari mana munculnya kemakmuran? Kemakmuran itu akan berawal dari bumi Jakarta.

Hadirin – hadirat, semoga Allah jadikan Rabiul Awwal tahun ini membuka kemkmuran bagi bumi Jakarta dan mengawali kemakmuran Barat dan Timur. Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram kita jadikan 12 Rabiul Awwal ini tanda kesetiaan kita kepada Allah dan Rasul. Ajak teman – teman kita hadir, acara kita di masjid istiqlal dari jam 09.00 WIB s.d selesai. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah dan ada acara – acara lainnya. Sebelumnya malam senin, malam ahad, malam sabtu, acara – acara para caleg kita penuh dan semoga Allah jadikan Rabiul Awwal ini keberkahan yang dengan itu akan muncul pemimpin Insya Allah di bumi Indonesia ini pemimpin yang akan membuka kemakmuran bagi negeri dan bangsa kita mengawalai kemakmuran Barat dan Timur. Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram kami bermunajt kehadirat-Mu

Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram kami hadir di hadapan-Mu dan Kau telah sangat menyayangi kami dari sejak kami belum lahir hingga kami lahir dan kami terus berbuat kemunkaran dan dosa dan Kau terus menawarkan cinta dan pengampunan. Wahai Yang Maha menawarkan cinta lebih dari cinta kami kepada-Mu, yang jika kami mendekat kepada-Mu Kau lebih dekat kepada kami, kami ingin lebih cinta kepada-Mu, jika kami rindu pada-Mu Kau lebih rindu daripada kami tuk berjumpa dengan kami. Ya Rahman Ya Rahim inilah jiwa, hidupkan jiwa kami dengan kerinduan kepada-Mu, hidupkan hari – hari kami dengan kebahagiaan. Terbitkan matahri kemakmuran bagi kami dunia dan akhirat. Ya Rahman Ya Rahim inilah kami para pendosa tidak bisa lari dari dosa setiap terbit dan terbenamnya matahari. Tapi kami juga tidak mau jauh dari-Mu wahai Allah, wahai Yang Maha Dekat, wahai Yang Maha Pemurah, wahai Yang Maha Luhur, wahai Nama Yang Paling Agung, wahai Nama Yang Maha Peling memiliki kita, wahai Nama Yang Maha Berkasih – sayang

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Lambang cinta Allah adalah Nabiyyuna Muhammad saw. Tiadalah Aku utus engkau terkecuali Rahmat dan Kasih Sayang-Ku bagi alam semesta.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga Allah Swt menjadikan hari esok lebih indah dari hari lainnya, Allah limpahkan anugerah di hari esok lebih dari hari ini dan Allah jadikan setiap malam setiap hari Anugerah-Nya semakin besar bagi kita, kasih sayang-Nya semakin besar bagi kita dan semoga semkin hari kita semakin dicintai Allah, dijadikan setiap hari kami bertambah cinta kami kepada-Mu, Rabboy Rabby terus kuatkan kami untuk memahami kalimat-Mu “man ahabba liqaAllah ahabballah liqa’ah” barangsiapa yang rindu jumpa dengan-Ku, Aku rindu jumpa dengannya. Rabbiy Rabbiy kuatkan keyakinan ini dalam jiwa kami Ya Rahman Ya Rahim.

Kita juga gembira dengan para tamu – tamu kita yang hadir malam ini. Disini ada Bpk. Adi Kesuma Pimpinan Umum Majalah Garda. Beliau ini mendukung penuh dakwah Nabi kita melalui media. Karena memang media ini zaman sekarang sangat sulit meliput hal – hal yang baik. Kalau meliput hal – hal yang membawa kerusakan, membawa cela bagi muslimin ditayangkan. Kalau acara – acara besar yang ada majelis dzikir, ketenangan pemuda, kedamaian pemuda mereka tidak mau atau malas menayangkannya. Ini Alhamdulillah Bpk. Adi Kesuma Pasaribu Pimpinan Umum Majalah Garda, Insya Allah beliau yang mengawali daripada media – media massa yang Insya Allah akan terus menayangkan karena umat ini ikut dengan gaya media masa. Apa yang ditayangkan di media itulah kiblatnya umat, kalau media masa melihat muslimin berbuat itu maka orang – orang awam benci pada muslimin. Maka oleh sebab itu musuh – musuh islam tidak mau acara – acara damai seperti ini masuk ke media karena akan diikuti ditempat lain. Nanti orang gitu juga, dzikir pemuda, shalwat pemuda, nanti dimana – mana pemuda. Nanti orang ikut bikin seperti itu, musuh – musuh islam takut hal seperti ini terjadi maka tidak ditayangkan ke media. Bpk. Adi Kesuma Pasaribu semoga dipanjangkan umurnya dan dilimpahi keberkahan dalam perjuangannya dan juga Guru kita yang datang dari Papua, Habib Ahmad Bahr, para habaib, para tokoh masyarakat, dan para sesepuh. Kita berdoa kepada Allah dengan qasidah penutup kita yang diwasiatkan oleh Guru Mulia kita Al Hafidz Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidz untuk memohonkan ketenangan dan pertolongan bagi muslimin dan juga munculnya pemimpin – pemimpin yang membela islam, yang membawa kedamaian, yang mencintai shalihin, pemimpin yang melakukan shalat, pemimpin yang membela kedamaian dan pembenahan ummat. Kita berdoa bersama – sama. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.

Janganlah Memaksakan Perjalanan Kecuali Pada Tiga Masjid
Senin, 23 Februari 2009


قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى (صحيح البخاري


Sabda Rasulullah saw :
“Janganlah memaksakan (berusaha keras) mengadakan perjalanan kecuali pada tiga masjid, Masjidil Haram, Masjid Rasul saw, dan Masjid Al Aqsha” (Shahih Bukhari)



ImageAssalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Maha Raja langit dan bumi, Maha Membangun kemegahan alam semesta dari tiada, Maha Tunggal dan Maha Abadi sempurna dengan Keabadian-Nya dan alam semesta menjadi lambang Kesempurnaan-Nya. Maha Melimpahkan Anugerah tiada pernah terhenti sepanjang waktu dan zaman. Terbit dan terbenamnya matahari menyaksikan Anugerah Ilahi yang tiada pernah terputus kepada hamba – hambaNya. Hamparan permukaan bumi yang selalu menyaksikan limpahan Anugerah Illahi. Kenikmatan yang tiada tara yang tidak bisa diberikan oleh hamba satu sama lain. Kenikmatan hidup, kenikmatan bernafas, melihat, mendengar, berbicara, berfikir.

Tiada satu manusia bisa menciptakan akalnya sendiri, tiada satu manusia bisa menciptakan tangannya sendiri, tiada satu manusia bisa menciptakan lidah dan bibirnya sendiri, tiada satu manusia bisa memiliki kehidupannya sendiri, bahkan ia lahir tanpa kehendak-Nya untuk lahir ke muka bumi. Tiada satu bayi lahir ke dunia karena ia sendiri yang ingin lahir. Tapi semua bayi lahir tanpa tahu kenapa ia lahir. Maka setiap kelahiran bayi di muka bumi melambangkan bahwa kehidupan berawal dari kehendak Rabbul Alamin. Maka diutuslah Para Nabi dan Rasul, para pembawa risalah mulia menuntun kepada keluhuran.

Dan sampailah kepada kita keagungan tuntunan Sayyidina Muhammad Saw. Membawa kemuliaan – kemuliaan ibadah, perbuatan – perbuatan yang indah juga doa – doa dan munajat yang indah. Allah Maha Tahu bahwa manusia itu selalu menginginkan keindahan. Aazllah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya dan Allah Maha Tahu manusia itu sangat tidak berdaya untuk lepas dari segala dosa.

Namun Dia (Allah) menciptakan manusia itu lemah agar manusia banyak berdoa. Maka Allah menciptakan keinginan dosa pada manusia agar mereka mau meminta ampun agar mereka memahami bahwa Sang Pencipta mereka Maha Pengampun. Allah menciptakan manusia bisa berbuat jahat agar manusia mengenal Yang Maha Memaafkan. Jalla Wa Alla Swt yang menuntun setiap kejadian. Hakikatnya merupakan bentuk perkenalan Kesempurnaan Allah dan Keindahan Allah.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Maka muncullah 7 ayat dalam surah Al Fatihah yang mengandung rahasia Kasih Sayang Allah untuk hamba – hambaNya yang beriman dan yang tidak beriman. “Bismillahirrahmanirrahim” QS. Al Fatihah : 1 adalah kalimat yang mengenalkan Kasih Sayang Allah pada hamba-Nya yang beriman dan yang tidak beriman. “Arrahman” adalah Kasih Sayang Allah pada seluruh hamba-Nya, yang muslim yang bukan muslim, hewan dan tumbuhan semua yang baik dan yang jahat diberi Anugerah oleh Allah. Dijinkan minum, diijinkan makan, diijinkan bernafas, yang kesemuanya itu adalah bentuk dari nikmatnya Allah Swt.

Rasulullah saw itu kalau selesai minum beliau berdoa “Alhamdulillahilladzi ja’allahu ‘adzban furatan birahmatihi wa lam ya2j’alhu milhan ujaajan bidzunubina” lailahailallah..(luar biasa), beliau berkata kalau saat minum, (haus lalu minum), ucapannya selesai minum : segala puji bagi Allah yang menjadikan air ini tawar dan enak diminum karena Rahmat dan Kasih Sayang-Nya kepada kita dan tidak menjadikan air ini pahit dan getir sebab dosa – dosa kita”. Allah bisa membalikkan air yang jernih itu menjadi bara api yang masuk ke dalam mulut kita karena dosa – dosa kita. “Alladzi ja’alahu adzbamfuratan birahmatihi” tetap tidak berubah air itu walau diminum oleh seorang pendosa. “wa lam yaj’alhu milhan ujaajan bidzunubina” tidak Ia (Allah) dijadikan pahit dan getir bagi mereka karena dosa – dosa kita. Inilah bentuk Kasih Sayang Allah dalam setiap reguk air yang kita minum dan kita memahami bahwa kita penuh dosa dan kesalahan.

Hadirin – hadirat, “Bismillahirrahmanirrahim” “Arrahman” (Maha Melimpahkan Kasih Sayang kepada seluruh makhluk-Nya). “Arrahim” Kasih Sayang Allah untuk yang beriman, khusus bagi yang beriman. Jadi kalimat ini mengenalkan Kasih Sayang dan merangkul seluruh makna kasih sayang dan kenikmatan yang dilimpahkan oleh Allah di muka bumi dan kenikmatan yang abadi kelak bagi yang beriman di dunia dan di.akhirat. bagi yang tidak beriman hanya di dunia saja. Demikian dan surah Al Fatihah juga adalah induk dari seagung – agungnya doa.

Surah Al Fatihah adalah induk dari seagung – agungnya doa, seagung – agungnya Rahmat-Nya Allah. Ketika kita memahami dasar awal kecelakaan dan musibah dan kesulitan di dunia & di barzah dan di akhirat adalah dosa. Maka keselamatan dari dosa – dosa adalah jalan yang lurus dan baik. Itulah yang tersimpan dalam surah Al Fatihah.

“Ihdinaashshirathalmustaqiim” QS. Al Fatihah : 6 tunjukkan kami ke jalan yang lurus. Adakah doa yang lebih agung daripada doa untuk selalu berada di jalan yang dicintai dan direstui Allah. Adakah kalimat yang lebih agung dari tidak ingin selalu jauh dari Allah. Kalimat agar kita selalu bersama Rabbul Alamin. “Ihdina.. ihdina.. ihdina” tunjukkan.. tunjukkan.. tunjukkan kami ke jalan yang lurus, walau sudah tahu tunjukkan lagi yang lebih indah bukan dari pintu yang lebih indah. Kami tahu jalan yang lurus, ibadah yang indah tapi barangkali belum bisa mengamalkannya maka tunjukkanlah. Bila yang menghalangi kami dari jalan yang lurus adalah pekerjaan maka berikan pekerjaan yang lebih indah dan lurus di mata-Mu Rabbiy.

Jika yang menjadi penghalang adalah usaha kami daripada hal – hal yang tidak Kau ridhai maka jadikanlah Rabbiy usaha kami hal - hal yang Kau ridhai dan membawa kemakmuran. Jika rumah tangga kami, jika masalah kami, jika..jika..jika setiap detik dalam kehidupan kami yang keluar dari jalan-Mu, kembalikanlah kepada jalan yang benar. Inilah doa yang menuntun kita agar selalu dirangkul oleh cintanya Allah.

“Shiratalladzina an’amta a’laihim” QS. Al Fatihah : 7 jalan orang yang Kau beri kenikmatan atas mereka. Alangkah indahnya ajaran doa dari Rabbul Alamin. Minta jalan orang yang Kau beri kenikmatan dunia dan akhirat, beri kami kenikmatan. Adakah lebih yang diinginkan manusia melebihi dari kenikmatan? adakah kebutuhan lebih dari kenikmatan? Kenikmatan dunia, kenikmatan akhirat tersimpan dalam kalimat “Shiratalladzina an’amta a’laihim”.

“Ghairilmaghdhubi a’laihim waladhdhaalliin” QS. Al Fatihah : 7 bukan jalan yang mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Oleh sebab itu setiap kita shalat selalu dibaca tiap rakaat. Kenapa? karena inilah seagung – agungnya doa, seagung – agungnya harapan, seagung – agungnya anugerah tersimpan dalam Fatihatul kitab. Beruntunglah kita yang mengikuti dan memahami rahasia kemuliaan Anugerah Illahi.

Sampailah kita pada hadits riwayat Shahih Bukhari yang kit abaca bersama tadi. “la tasyaddurrahalu illa ilaa tsalatsah masaajid, Almasjidil haram, wa masjidirrasul shallallahu a’laihi wasallam, walmasjidil Aqsha” jangan berusaha untuk mengadakan perjalanan atau memaksakan diri untuk mencapai kecuali 3 tempat yaitu Masjidil Haram, Masjidinnabiy dan Masjidil Aqsa. Maksudnya bukanlah larangan untuk pergi ke masjid lain atau ke tempat lain tapi hadits ini dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari makna hadits ini adalah tasyjii’ wattarghib, laysa littahrim. Makna hadits ini bukan berarti seseorang itu haram pergi ke masjid lainnya akan tetapi memberikan semangat dari Nabi saw, tidak ada tempat yang lebih baik dari dituju di muka bumi melebihi Masjidil Haram, Masjid Nabawiy dan Masjid Al Aqsa. 3 tempat termulia yang ada di muka bumi. Kalau bawa anak, tamasya, ziarah, mengadakan dalam perjalanan, boleh – boleh saja tapi tidak ada yang melebihi 3 kemuliaan tempat ini.

Disini laisa bittahriim, tap Tasyjii’ wattarghiib, bukan haram pergi ke masjid lain, karena di dalam riwayat Shahih Bukhari Nabi saw pergi ke masjid quba setiap hari sabtu. Masji d Quba bukanlah masjid haram, bukan masjil Aqsa, bukan masjid nabawiy, tapi Nabi saw setiap hari sabtu pergi ke masjid Quba.
Menunjukkan pergi ke masjid – masjid lain juga boleh. Memaksakan perjalanan ke masjid lain juga boleh tapi tidak ada tempat yang lebih agung di muka bumi melebihi Masjidil Haram wa Masjidirrasul wa Masjidil Aqsa.
Al Imam Ibn Hajar di dalam Fathul Baari bisayarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa makna hadits ini terlepas dari keinginan seseorang daripada ziarah kepada pekuburan shalihin (orang – orang shalih) karena yang dituju bukan masjidnya tapi pekuburannya. Sebagaimana Rasul saw berziarah ke Baqi’ dan ke tempat lainnya. Demikian pula kita kalau seandainya berziarah ke tempat – tempat para shalihin maka hal itu adalah sunnah. Akan tetapi kalau kita bicara masjid, tidak ada yang lebih mulia di muka bumi selain 3 masjid (Masjidil Haram wa Masjidirrasul wa Masjidil Aqsa). 3 tempat yang Allah jadikan perjuangan dan kemuliaan langkah – langkah Nabi Muhammad Saw.

Masjidil Haram adalah tempat lahirnya Rasulullah Saw, Masjid Nabawiy adalah makamnya Rasulullah Saw, Masjidil Aqsa adalah tempat Isra dan Mi’rajnya Rasulullah Saw. Dijadikan Nya (oleh Allah swt) tempat yang didatangai Nabiyunna Muhammad Saw dan mencatat sejarah agung itu sebagai tempat tempat suci dan mulia.

Hadirin – hadirat, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari Rasul saw bersabda “ma baina, baiti wamin bariy raudhatun min riyadhil jannah” diantara rumahku dan mimbarku adalah taman – taman surga. Raudhatul Syarif, apa maksudnya? antara rumah dan mimbarnya adalah taman surga. Kan tempat biasa, itu tanah, Bagaimana taman surga? Al Imam Ibn Hajar didalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan maknanya adalah mulianya tempat tersebut dan banyaknya, berdatangannya berkali – kali dan berbolak – baliknya malaikat Jibril membawakan wahyu di tempat tersebut. Maka tempat itu menjadi salah satu dari tamannya surganya Allah Swt. Apa maksudnya? Orang yang ibadah di tempat itu, Insya Allah bersama Rasulullah Saw di taman surganya Allah.

Oleh sebab itu Abu Abdilah Muhammad bin Ismail bin Bardizbah Al Bukhari yaitu pengarang Shahih Bukhari, kita kenal dengan nanam Imam Bukhari. Beliau menulis lebih dari 7.000 hadits didalam shahihnya di raudhatul syarif. Satu hadits ditulis berwudhu, shalat, tulis lagi, berwudhu, shalat. Demikian di dalam tadzkiratul huffadh dan syi’ar .. karena beliau sangat mencintai Nabi Muhammad Saw sehingga beliau menulis haditsnya di raudhatul syarif (diantara makam dan mimbarnya Rasulullah saw).

Ketika Sayyidina Umar bin Khattab radiyallahu anhu berdoa kepada Allah “Allahummarzuqnissyahaadah fi baladi Rasulik” wahai Allah beri aku mati syahid tapi mati syahidnya di Madinah Al Munawwarah. Dikabulkan oleh Allah. Bukan hanya di Madinah wafatnya tapi malah dimakamkan di sebelah makamnya Rasulullah Saw. Beruntung orang – orang yang mencintai Madinah. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari Rasul saw berdoa : “Allahumma habbib ilaynal Madinah Kahubbina Makkah awa asyadd” wahai Allah jadikanlah kami ini mencintai Madinah sebagaimana kami mencintai Makkah atau lebih dari mencintai Makkah. Inilah doanya Nabi Muhammad Saw, riwayat Shahih Bukhari. Beruntung orang – orang yang mencintai Madinah Al Munawwarah, semoga aku dan kalian mencintai Madinah Al Munawwarah.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Dari salah satu sunnah Sang Nabi saw yang tidak ditinggal oleh Nabi saw didalam melakukan safar adalah qabliyah fajr (shalat sunnah sebelum shalat fardhu fajar). Ini pertanyaan yang perlu saya perjelas karena pertanyaan sering muncul. Shalat Fajar itu adalah shalat subuh. Sebagian orang mengatakan shalat fajar itu bukan shalat subuh, sama saja shalat fajar itu ya shalat subuh. Kalau sunnah fajar berarti sunnah subuh, ketahuilah bahwa tidak ada bedanya makna fajar dan subuh itu didalam fiqh. Saya sudah shalat fajar (shalat subuh berarti). Kalau niatnya “ushalli fardhul fajr dengan ushalli fardhussubuh” sama saja, karena fajr itu ya subuh, subuh ya fajr. Kalau qabliyah fajr ya qabliyah subuh. Diriwayatkan oleh Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha didalam Shahih Bukhari Rasul saw selalu memaksakan untuk tidak pernah meninggalkan shalat qabliyah fajr “fi hadharin wa safar” didalam perjalanan maupun tidak dalam perjalanan, dalam keadaan sakit atau dalam keadaan sehat selalu tidak mau tinggal shalat sunnah 2 rakaat sebelum shalat subuh. Mau dibilang qabliyah fajr atau qabliyah subuh itu – itu juga maknanya.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt menuntun hamba – hambaNya kepada kemuliaan maka jadikan hari – hari kita terus mendekat kepada hal – hal yang mulia. Kita memahami bagaimana Allah memuliakan hamba – hambaNya yang memperjuangkan hal – hal yang diridhai Allah. Saya ambilkan satu penyampaian ketika Nabiyullah Ibrahim as diriwayatkan oleh Al Imam Ibn Hajar didalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari bahwa ketika Nabiyullah Ibrahim as ini sudah siap dibakar oleh Namrud karena menghancurkan semua berhala dan menggantungkan kapak yang menghancurkan semua berhala pada berhala yang paling besar maka rakyat sudah tahu ini yang berbuat adalah Ibrahim maka bakar. Ketika kayu – kayu bakar sudah ditumpukkan disekitar Ibrahim bagaikan bukit yang besar maka disaat itu Rasul saw menyampaikan riwayat cerita ini sebagaimana dijelaskan didalam Fathul Baari Al Masykur bahwa langit dan bumi dan malaikat berdoa kepada Allah. “Wahai Allah kekasih-Mu itu Ibrahim mau dibakar” maka Allah menjawab “Aku lebih tahu daripada mereka talam semesta”. Wahai alam semesta, wahai gunung, wahai malaikat, wahai alam jika Ibrahim meminta bantuan kepada kalian, memerintah kalian maka taati, perintah Allah. Nabiyullah Ibrahim berdoa “wahai Allah Engkau Maha Tunggal di langit dan bumi, aku ini sendiri di muka bumi, tidak ada manusia menyembah-Mu selain aku di muka bumi ini, di dunia ini”. Saat itu belum punya umat, sendiri Nabi Ibrahim. Engkau Maha Tunggal ya Rabb dan aku sendiri di bumi ini, tidak ada satu pun yang menyembah-Mu di muka bumi. “Hasbiyallahu wani’mal wakiil” cukup bagiku Engkau wahai Allah daripada hal – hal yang perlu kuminta perlindungan. Maka Allah melihat api Namrud dinyalakan maka Allah memerintahkan “kuuniy bardan wa salaaman ala ibrahim..”, QS. Al Anbiya 69 wahai api jadilah kau sejuk dan membawa kesejahteraan atas Ibrahim as.. Kita lihat bagaimana mesranya doa Nabi Ibrahim kepada Allah. Bagaimana pasrah dirinya Nabiyullah Ibrahim kepada Allah, Khalilullah (kekasih Allah).

Kita lihat riwayat yang berkaitan dengan ini. Diriwayatkan didalam riwayat yang tsigah bahwa Allah menyaksikan seekor katak yang mengisi air di mulutnya dan melompat – lompat mendekat kepada Nabi Ibrahim dan meniupkan air di mulutnya ke gunung api yang membakar Nabiyullah Ibrahim. Apa artinya perbuatan seekor katak? ia kembali lagi mengambil air, menaruh air di mulutnya, melompat – lompat lagi mendekati api dan menyemburkannya. 1000 katak berbuat seperti ini tidak akan bisa memadamkannya. Tapi perbuatan yang sia – sia itu tidak sia – sia di mata Allah. Allah haramkan semua katak untuk dibunuh hingga akhir zaman, gara – gara satu perbuatan katak. Diriwayatkan didalam Sunan Al Kubra oleh Al Imam Baihaqi dan riwayat Imam Nasa’i dan riwayat Imam Abi Daud dengan riwayat hasan dan riwayat yang shahih bahwa Rasul saw melarang membunuh katak.

Datang seseorang berkata “ya Rasulullah kami ingin menjadikan obat dari hewan katak boleh tidak?”, dilarang oleh Nabi saw. Jangan membunuh katak.
Subhanallah!! Kenapa? karena cintanya katak kepada Khalilullah (Nabiyullah Ibrahim as). Padahal perbuatannya sia – sia tidak bisa memadamkan api itu dan Allah sudah menolongnya tanpa perlu katak ini meniupkan air, tapi usahanya, walaupun ia tahu perbuatannya itu tidak akan merubah sesuatu tapi niatnya didalam hati seekor katak yang demikian kecil Rabbul Alamin melihat dan memerintahkan semua Nabi untuk melarang umatnya membunuh katak.

Hadirin, kseru engkau untuk membela Sayyidina Muhammad Saw lebih – lebih lagi jiwa yang ingin membantu dan menegakkan tuntunan Sayyidina Muhammad Saw. Membantu menyebarkan dan membenahi umat agar dalam kedamaian. Kalau seekor katak mendapatkan penghargaan diharamkan untuk dibunuh seluruh bangsanya hingga akhir zaman hanya karena mengumpulkan air di mulutnya untuk memadamkan api Nabi Ibrahim. Renungilah kelembutan dan penghargaan Allah ini. Renungilah didalam jiwa masing – masing, renungilah segalanya betapa Allah menghargai orang – orang yang mau perduli atas hamba – hamba yang dicintai Allah. Hadirin – hadirat, semoga Allah Swt mempercepat jadinya kota Jakarta ini kotanya Nabi Muhammad Saw. Kota yang damai, kota yang sejahtera, kota yang tidak ada padanya atau sangat – sangat terbatas sekali narkotika, kekerasan, dan segala kejahatan terus berkurang dan semakin reda, semakin reda menjadi kota yang damai dan jadikan setiap diri kita menjadi orang – orang yang turut mendukung pembenahan kedamaian ini.

Hadirin – hadirat, kita berdoa kepada Allah Swt. Disini juga ada tamu – tamu kita para calon legislatif Bpk. H. Ashraf Ali, Bpk. H. Khairul Azhar, Bpk. H. Igo Ilham ini semuanya berniat sama untuk membenahi bumi Jakarta agar selalu berada dalam kedamaian. Semoga diberi kesuksesan oleh Allah Swt. Semua yang memperjuangkan kedamaian di bumi Jakarta Rabbiy dan bergandengan dengan Majelis Rasulullah Saw kita doakan dan kita inginkan mereka intuk maju dan membenahi wilayah kita. Amin allahumma amin.

Dan juga tamu – tamu kita yang hadir semoga dilimpahi keberkahan oleh Allah. Saya tidak berpanjang lebar menyampaikan tausiyah dan kita berdoa kepada Allah Swt, semoga Allah Swt melimpahkan Rahmat dan Keberkahan kepada kita, melimpahkan kedamaian kepada kita dan meredam segala fitnah yang datang kepada kita dan menyelesaikan segala kesulitan yang ada pada kita. Barangkali diantara kami yang hadir Rabbiy didalam permasalahan rumah tangganya, permasalahan dalam pekerjaannya, permasalahan dalam sekolahnya, permasalahan dalam pekerjaannya. Rabbiy Rabbiy kami meminta kepada-Mu Yang Maha Abadi dan Maha Tunggal untuk menyelesaikan segala kesulitan kami, pada siapa kami mengadu bukanlah kepada pintu-Mu Yang Maha dermawan Ya Rabb..

Ya Rahmah Ya Rahim “Ihdinaashshirathalmustaqiim Shiratalladzina an’amta a’laihim” tunjukkan kami ke jalan yang lurus, tunjukkan kami ke jalan yang indah. Kami yang masih terjebak dalam dosa tunjukkan untuk segera terhindar dari dosa, yang masih terjebak dalam kesulitan tunjukkan jalan menuju penyelesaian. Wahai Yang Maha Menerbitkan matahari dan membenamkannya, wahai Yang Menciptakan seluruh sel dan debu menghamparkan ke permukaan bumi, wahai Yang Mamahami segala kehidupan dan segala kematian, wahai Yang Menguasai kehidupan dunia, kehidupan barzah dan kehidupan di yaumal qiyamah, kami pasrah kepada-Mu Rabbiy Sang Pemilik kehidupan. Kamilah yang menjadi milikmu, kami adalah milik-Mu di dunia, milik-Mu di alam barzah, milk-Mu di yaumal qiyamah. Kami titipkan diri kami pada gerbang Rahmat-Mu ya Allah, pada gerbang Kasih Sayang-Mu Rabbiy. Kepada siapa pendosa ini menitipkan dirinya kalau bukan kepada gerbang pengampunan-Mu Yang Maha Luas.

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Kita berdoa juga semoga Allah mensukseskan rencana acara besar kita 12 Rabiul Awwal 1430H di MONAS. Ini waktunya pagi sebagaimana tahun lalu di monument nasional kita akan mengadakan Maulid Agung pada tanggal 12 Rabiul Awwal pagi waktunya karena itu hari senin kebetulan tepat dengan lahirnya Rasulullah saw. Dan hari itu tanggal merah, hadirin semoga acara ini sukses dan semoga Allah menyingkirkan segala fitnah dari acara yang menghambat daripada kejadian ini dan kita berharap juga bahwa acara ini menjadi acara besar yang menjadi benteng bagi khususnya bumi Jakarta dan umumnya bangsa kita dari segala musibah dan bala yang datang kepada kita. Allahumma amin dan kita meneruskan kembali dengan doa dan munajat bersama untuk muslimin – muslimat dan terangkatnya pemimpin yang lebih mencintai pembenahan umat. Amin Allahumma Amin.

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Siwak Membawa Keridhoan Allah
Senin, 16 Februari 2009


قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ (صحيح البخاري


Sabda Rasulullah saw :
“Siwak adalah menyucikan mulut dan membawa keridhoan Allah” (Shahih Bukhari)



ImageAssalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah yang seluruh alam semesta tiada berhenti bergemuruh memuji Allah, yang langit dan bumi tiada berhenti mensucikan dan mengagungkan Allah. Maha Raja Tunggal dan Abadi, Maha Memiliki segala yang ada, Maha Menjadikan semua yang di alam semesta berkaitan satu sama lain di dalam rantai kehidupan antara hewan, tumbuhan dan lautan dan lainnya. Yang kesemuanya itu merupakan rantaian kehidupan yang berada di dalam satu genggaman Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi. Kehidupan dan kematian silih berganti memenuhi permukaan bumi. Berjuta – juta nama diizinkan hidup di atas bumi dan kemudian wafat. Demikian dari generasi ke generasi, permukaan bumi dihamparkan oleh Allah untuk keturunan Adam mencapai tujuannya kembali kehadirat Rabbul Alamin. Kembali kepada tujuannya berjuang mencapai keridhoan Allah. Inilah tujuan penciptaan manusia, demikianlah Allah Swt membuat aku dan kalian hidup di muka bumi dengan satu tujuan agar kita mendekat Kehadirat-Nya agar memahami Keluhuran-Nya yg tersimpan di dalam Keridhoan-Nya, yang Keridhoan Allah berpadu pada tuntunan Sayyidina Muhammad Saw. Beruntunglah mereka yang memahami samudera tuntunan Illahi yang dibawa oleh Sang Nabi saw. Beruntunglah jiwa yang mencintai Rasulullah saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Ketika Allah menciptakan langit dan bumi lalu Allah juga menjadikan surga yang jauh lebih indah dari dunia dengan segala kemewahannya dan segala keindahannya sebagai lambang Kasih Sayang-Nya. “falaa ta’lamu nafsun ma ukhfiya lahum min qurrati a’yunin jazaa’an bimaa kaanu ya’maluun” QS. Assajdah : 17 “manusia itu tidak mengetahui apa yang disembunyikan Allah untuknya, untuk membalas apa – apa yang ia perbuat”. Alangkah indahnya Allah karena Allah sebenarnya tidak perlu membalas setiap ketaatan. Karena ketaatan sudah jelas tidak mampu membayar segala kenikmatan oleh Maha Raja Yang Berhutang Jasa kepada-Nya seluruh makhluk-Nya, tiada akan pernah terbayar dengan ketaatan sepanjang waktu dan zaman.

Namun Sang Maha Indah menjadikan ketaatan itu ada padanya balasan demi mengundang hamba-Nya untuk lebih ingin dekat Kehadirat-Nya. Untuk apa Allah menciptakan pahala? Untuk apa Allah mengingatkan manusia dengan neraka?, agar mereka mendekat kehadirat Allah. Padahal Allah Maha Tidak Membutuhkan kita. Demikian samudera keindahan Ilahi yang tiada akan pernah kita temukan pada makhluk-Nya terkecuali Maha Tunggal Rabbul Alamin Swt. Bahkan melipatgandakan pembalasan amal pahala 10X lipat hingga 700X lipat. Padahal tidak perlu ada yang disebut pembalasan pahala karena setiap manusia sudah berhutang jasa yang tidak akan pernah terbayar dengan kenikmatan yang Allah berikan dan Dia menamakan Dirinya “ADDAYYAAN”, Yang Maha Berhutang Jasa kepada-Nya seluruh makhluk. Agar setiap makhluk mamahami bahwa setiap kehidupan mereka terikat kepada jasa Rabbul Alamin Yang Maha Abadi.

Semakin seseorang memahami syaria’tul muthahharah dan mendalami ilmu mulia ini, ia akan semakin paham betapa agungnya Sang Pemilik dirinya yang menawarkan padanya setiap nafas untuk bisa dekat kehadirat Allah. Setiap nafas kita itu, ditawarkan kepada kita untuk dekat kepada Allah Jalla Wa Alla. Inilah Nama Yang Terindah untuk dijawab panggilan dan seruan-Nya. Seruan Kasih Sayang Ilahi memanggil kita. Adakah kita menjawabnya dengan ibadah kita?

Kebangkitan Muhammad Rasulullah Saw membawa Rahmat-Nya Allah. Rahmat-Nya Allah yang bersifat Kekal dan Abadi. Maka di malam ini kita melihat 1 hadits yang membuka gerbang keluhuran tertinggi dari semua gerbang anugerah. Kita memahami anugerah Allah itu Surga dan Keabadiannya, dan surga itu Kita tahu itu anugerah besar tetapi diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa Rasul saw bersabda bahwa Allah berfirman didalam hadits qudsiy “ketika semua penduduk surga sudah masuk surga, sudah tahu dan merasakan kenikmatannya, sudah tinggal di istana – istana kemewahan yang selalu semakin indah berubah semakin indah dan semakin indah sepanjang waktu dan saat, Allah memanggil hamba – hambaNya dan berfirman : “maukah kalian Ku-beri yang lebih dari ini..?”, kata Allah. Hamba-Nya bertanya “Rabbiy..apa lagi anugerah yang lebih dari ini? Ini sudah surga dengan segala kemewahannya..??”.

(*hb munzir menghentikan sesaat kelanjutan hadits qudsiy ini dan mengalihkan pembahasan sesaat demi memperkuat pemahaman hadirin)

Dari hadits yang kita dengar riwayat Shahih Bukhari, beberapa waktu yang pernah saya sebutkan bahwa “derajat terendah bagi orang yang terakhir masuk ke dalam surga adalah mendapatkan istana yang luasnya 10X lebih besar dari dunia”. “wadzalika adhnal maqam fil jannah” itulah derajat yang paling rendah di surga, kata Rasul saw. Demikian riwayat Shahih Bukhari. Sang Maha Kaya dan Maha Melimpahkan kemuliaan ini, yang derajatnya paling rendah hamba-Nya yang masuk surga itu 10X lebih luas dari dunia ini, menawarkan anugerah yang lebih dari itu. Bagaimana kalau yang paling rendah derajatnya lalu bagaimana yang paling tinggi? Bagaimana megah dan mewahnya istana Sayyidina Muhammad Saw di yaumal qiyamah. Allah berkata : Maukah kalian kuberi lebih dari surga ini? hamba – hamba Nya bertanya “apa wahai Allah yang lebih dari ini?” “Uhilla alaikum ridwani falaa askhat alaikum ba’dahu abadaa” Aku halalkan ridho dan cinta-Ku untuk kalian dan aku jadikan itu abadi untuk kalian..!”.

Cinta dan restunya Allah. Ternyata cinta dan restunya Allah itu lebih mahal dan lebih agung dari surga dan segala isinya. Bagaimana mendapatkannya? Gerbang tuntunan Nabi Muhammad Saw terbuka bagi kita..!.

Hadits yang kita baca, satu batang kayu kecil yang tidak seberapa harganya. “Assiwak muthahharatun lilfami mardhaatun lirrabb” siwak adalah pensuci mulut kita dan pembawa keridhoan bagi Allah. Al Imam Ibn Hajar didalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa “Rasul saw berkali – kali, belasan bahkan puluhan bahkan ratusan riwayat yang menyebutkan tentang kemuliaan siwak. Didalam hadits lainnya riwayat Shahih Bukhari Rasul saw bersabda “lawla an asyuqqa alaa ummatiy La amartuhum bissiwaaki ma’a kulli sholaatin” kalau tidak karena risau akan memberatkan umatku niscaya kuwajibkan siwak itu pada setiap akan melakukan sholat.
Ada apa dibelakang siwak? Didalam riwayat Shahih Bukhari lainnya Rasul saw bersabda “aktsartu ‘alaikum fissiwaak” aku sarankan dan aku himbau kalian dengan memperbanyak bersiwak. Didalam riwayat tsigah lainnya Rasul saw bersabda “sholat bissiwak tafdhulu min sab’iin sholat bilaa siwak” shalat dengan memakai siwak spahalanya 70X lebih besar dari shalat tanpa memakai siwak.

Ada apa dengan 1 batang kayu yang terbuat dari pohon siwak ini? Hadirin, ketika Rasul saw berkata “muthahharatun lilfam” pembersih mulut. Kita berkata kalau pembersih mulut pasta gigi zaman sekarang bisa lebih membersihkan mulut. Tapi kita bertanya maksudnya, maksudnya ini membersihkan mulut yang bagaimana? (jawabannya adalah) Membersihkan mulut dari dosa – dosa. Adakah 1000 pasta gigi di muka bumi ini bisa mensucikannya? Siwak mensucikan kotoran – kotoran dosa – dosa yang ada di mulut kita. Mana buktinya? kalimat selanjutnya “mardhotun lirrabb” membawa keridhoan bagi Allah Swt. Jadi yang memakai siwak itu membuka keridhoan Allah.

Para ilmuwan kita membuktikan pada kayu siwak itu banyak zat – zat yang bermanfaat bagi manusia. Diantaranya ada zat yang ketika terserap oleh syaraf di gigi dan mulut kita mempengaruhi syaraf pada otak kita dan menenangkan syaraf otak. Syaraf – syaraf otak itu menjadi tenang apabila terkena dan terangsang oleh zat yang ada pada kayu siwak. Turun emosinya. Kalau seseorang sudah turun emosinya, terjaga bibirnya, terjaga mulutnya dari mencaci, terjaga mulutnya dari membicarakan aib orang lain, terjaga mulutnya dari memfitnah orang karena emosi dan hatinya tenang. Demikian hebatnya tuntunan Sayyidina Muhammad Saw yang super modern. Oleh sebab itu beliau bersabda aktsartu a’laikum fissiwak” aku sunnahkan, aku ajarkan, aku wasiatkan pada kalian untuk banyak memakai siwak. Demikian karena semakin banyak seseorang memakai siwak, makin tenang pikirannya, makin rendah emosinya, dan “muthahharatun lilfam” mensucikan mulutnya dari dosa – dosa. Kalau mulut itu bersih dari dosa – dosa, doanya lebih cepat diijabah oleh Allah.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Sehingga diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika Rasul saw disaat beliau wafat pun, beliau sedang di pangkuan Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha. Berkata Sayyidatuna Aisyah Rasulullah saw yuhibbu siwak” Rasul saw itu cinta sekali dengan siwak, selalu bersiwak dalam keadaan apapun. Maka saat beliau sudah di sakaratul maut, dahi beliau sudah terus keluar keringat dan beliau dalam demam berhari – hari seraya melirik siwak di tangan Abdurrahman bin Abi Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum. Siwak dipegang oleh saudara kandungnya Sayyidatuna Aisyah yaitu Abdurrahman bin Abi Bakar Ashshiddiq. Ada siwak ditangannya, Rasul melirik siwak itu. Rasul sudah lemah menanti detik detik kemangkatan. Maka Sayyidatuna Aisyah yang terus menangis berkata “aturiidussiwaak ya Rasulallah?” kau ingin siwak wahai Rasul? karena Rasul melirik siwak ditangan Abdurrahman bin Abi Bakar Ashshiddiq, Rasul mengangguk. Maka Sayyidatuna Aisyah mengambilnya dan membersihkan siwak itu, setelah bersih diberikan kepada Rasul dan beliau bersiwak. Setelah beliau bersiwak, beliau mengambil air di bejana dan membasuh wajahnya lalu berkata “Laa ilaaha illallah…., inna lilmauti sakaraat” beliau berkata “lailahailallah, sungguh dalam kematian itu sakarat yang memedihkan, kata Rasul saw lalu beliau mengangkat telunjuknya ke langit dan berkata beliau : “lirrafiiqil a’la” aku memilih untuk bersama Yang Maha Tinggi. Dan jatuhlah tangan beliau dan saat itulah beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, hal tadi yang saya sebut.

Didalam riwayat lainnya dijelaskan Rasul saw berdoa kepada Allah “wahai Allah pedihkan sakaratul mautku ini dan ringankan untuk ummatku”. Aku saja, pedihkan untukku (Rasul saw) sakaratul maut sepedih – pedihnya dan ringankan untuk ummatku. Maka beliau berkata “inna lil mauti sakarat” sungguh pada kematian itu kepedihan, kata Rasul saw. Lalu mengangkat tangannya dan berkata “firrafiiqil a’laa” aku memilih untuk bersama Yang Maha Tinggi. Dan jatuhlah tangannya, berkata Aisyah ra nafas terakhir beliau kurasakan menghembus di pipiku dan wafatlah beliau saw.

Beliau wafat dengan mengamalkan sunnah hingga berkata para muhadditsin, sunnah terakhir yang diamalkan oleh Rasul saw adalah siwak sampai saat beliau ingin menghadap Allah pun masih beradab dengan bersiwak dulu baru menghadap Allah Swt. “Wa innaka la’alaa khuluqin adzim” dan akhlak agung beliau terlihat dari beliau belum memangku beban risalah sampai menjadi Rasul walaupun beliau menjadi Rasul sebelum beliau lahir ke muka bumi tapi pembawa tugas risalah mulai usia 40 tahun. Tapi beliau mulai dari lahir sudah digelari “Al Amin” akhlak yang agung. Lahir dalam keadaan sujud, demikian riwayat tsigah pada sirah Ibn Hisyam. Lalu beliau mempunyai akhlak yang sangat sempurna dan indah bahkan diakui oleh musuh – musuhnya sampai mengemban risalah, sampai wafat pun beliau dalam akhlak yang agung. Dalam akhlak yang agung bersiwak dulu sebelum menghadap Allah. Demikian Nabiku dan Nabi kalian, junjunganku dan junjungan kalian Sayyidina Muhammad Saw.

Ketika jenazah sudah ditutupkan. Para sahabat, yang memandikan beliau adalah Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw, Sayyidina Abbas bin Abdul Mutholib radiyallahu anhum dan beberapa kerabat beliau. Selesai dimandikan, jenazah ditutup dengan kain hibaraan dan saat itu hadirin – hadirat para sahabat yang mendengar kabar, datang satu – persatu. Lantas Rasul saw sudah berwasiat kepada Sayyidina Ali bin Abi Tholib “jika aku wafat nanti jangan langsung di shalatkan karena beri kesempatan Jibril dan para malaikat menyolatkan aku setelah itu baru kalian menyolatkan aku saw”.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Dihadapan kita bulan Maulid Nabi Muhammad Saw. Insya Allah dari tahun ke tahun kita lihat maulid ini dari tahun ke tahun semakin makmur. Semoga semakin makmur para pecinta Nabiyyuna Muhammad Saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Inilah kemuliaan siwak dan bagi kita yang ingin mendapatkan pecahan dari keridhoan Allah. Ini bukan pecahan berlian, bukan pecahan emas. Kalau pecahan berlian dan emas saja bias diperebutkan oleh manusia, bagaimana pecahan keridhoan Allah yang ada di sebatang siwak yang tidak seberapa harganya. Ini disampaikan oleh Nabiyyuna Muhammad Saw “Assiwak muthahhartun lilfami mardhotun lirrabb”. Benahi hari – hari kita dengan sunnah Nabi Muhammad Saw dan ternyata hal itu membawa manfaat besar bagi kehidupan kita, jasad kita, kesehatan kita dan kebahagiaan kita yang akan datang. Insya Allah semoga aku dan kalian berkumpul bersama Nabiyyuna Muhammad Saw di yaumal qiyamah.

Tadi KH. Abdurrahman Alwi mengatakan Rasul saw hadir di majelis seperti ini. Ini pertanyaan sering dipertanyakan, apa iya Rasulullah hadir di majelis – majelis? Tentunya ini kalau mau bicara dalil. Diriwayatkan didalam Shahih Muslim saat Rasul saw bermi’raj beliau bertemu dengan Nabiyullah Musa as “ra'aytu musa qaaimun fii qabrihi yushalliy” kulihat Musa berdiri diatas kuburnya dan melakukan shalat. Lalu aku ke Masjidil Aqsa jumpa lagi dengan Nabi Musa as disitu lalu aku naik kelangit jumpa lagi dengan Nabi Musa as disana. Ini arwah Para Anbiya bias disana, sebentar diatas kuburnya, sebentar di Masjidil Aqsa, sebentar di langit. Jadi tidak ada satu batas pun bagi mereka yang telah wafat dari para syuhada, dari para awlia dan para anbiya. Oleh sebab itu tentunya tidak ada satu dalil yang shahih dan tsigah mengatakan Rasul saw hadir di majelis maulid. Akan tetapi tentunya dalil yang menguatkan ini bahwa ruh Para Nabi bisa saja ada dimana pun sebagaimana hadits riwayat Shahih Muslim. Jangankan di bumi, bahkan di langit pun Rasul saw bertemu dengam mereka. Bertemu Nabi IBrahim as di langit ke 7, bertemu dengan para Nabi di langit, bertemu lagi di Masjidil Aqsa.

Demikian hadirin – hadirat, hal ini tentunya sangat tidak mustahil bahwa didalam kemuliaan – kemuliaan majelis dzikir yang dihadiri para malaikat muqarrabin agar tentunya kita semua yang mencintai Nabi Muhammad Saw selalu berkeinginan untuk bisa jumpa dengan beliau dan perkumpulan seperti ini sangat dirindukan oleh Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana riwayat Shahih Muslim ketika Rasul saw berkata “aku rindu pada saudara – saudaraku, mereka itu orang – orang yang ingin jumpa, melihat wajahku dan mereka itu meninggalkan keluarganya dan hartanya demi ingin melihat aku dan mereka itu hidup setelah aku wafat, aku rindu kepada mereka”. Di malam ini kita meninggalkan rumah kita, meninggalkan keluarga, pekerjaan kita, duduk disini padahal disini kita tidak melihat Rasul saw lebih – lebih lagi kalau seandainya kita melihat Rasulullah Saw. Oleh sebab itu majelis – majelis seperti inilah, tentunya majelis – majelis lain banyak bukan hanya majelis kita. Majelis – majelis kerinduan terhadap Nabi saw inilah yang dirindukan oleh Rasulullah Saw yang mengalirkan airmata beliau saw.

Hadirin – hadirat, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari tentang salah satu rahasia, ini pembahasan saya yang terakhir. Tentang salah satu rahasia kemuliaan kesehatan kita. Ketika para ilmuwan kita menemukan bahwa ternyata satu cara yang paling efektif untuk menyembuhkan penyakit penyumbatan darah, penggumpalan darah seperti stroke dan lain sebagainya. Ternyata caranya itu adalah posisi bersujud. Posisi sujud itu 7 anggota sujud yaitu 2 telapak tangan, dahi, 2 lutut, kedua kaki. Itu 7 anggota sujud ternyata yang paling banyak dan sensitif urat syaraf di tubuh kita. Ketujuh – tujuhnya disentuhkan ke bumi dan bumi adalah grafitasi yang terbesar yang ada dari semua magnet. Kita sekarang dengar pengobatan pakai magnet. Ternyata magnet terbesar itu adalah grafitasi bumi tentunya, lebih dari semua magnet karena bumi adalah magnet terbesar. Ketika 7 anggota tubuh itu disentuhkan ke bumi bagaikan charger yang melancarkan aliran darah di pusat – pusat syaraf. 2 telapak tangan, 2 kaki, 2 lutut dan di dahi. Lebih dari itu posisi kepala yang berada dibawah jantung membuat jantung memompa darah. Terpompa dengan derasnya ke seluruh urat syaraf otak dan itu membuat terbukanya penyumbatan – penyumbatan yang ada di otak manusia. Jadi posisi sujud itu sangat efektif. Makin lama sujud seseorang, makin sehat wal afiah ia dari penyakit – penyakit berupa penyumbatan darah.

Kita lihat riwayat Shahih Bukhari, dijelaskan bahwa Rasul saw itu kalau shalat malam sujudnya seperti membaca 50 ayat. 50 ayat itu kira – kira 10 sampai 15 menit. Posisi itulah yang barangkali kita terberat tapi ternyata justru posisi itu membawa kesehatan bagi tubuh kita, membawa manfaat bagi kita. Inilah ajaran yang paling modern tuntunan Sayyidina Muhammad Saw. Semakin dalam ilmuwan mempelajari biologi dan ilmu – ilmu ini makin ia semakin membuktikan betapa sempurnanya sunnah Sayyidina Muhammad Saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita mengingat Nabi Saw yang hanya seseorang tidak punya apa – apa, tidak punya harta, tidak punya pasukan, tidak punya kedudukan dan tidak punya sesuatu. Akan tetapi punya kekuatan Allah yang hanya seorang ini diutus oleh Allah di permukaan bumi seorang diri, seorang muslim dan yang lainnya adalah orang yang menyembah selain Allah. Maka Rasul saw disaat itu berdakwah dengan segala keterbatasannya, akan tetapi Allah jadikan beliau saw orang yang paling sukses dari semua orang yang pernah hidup di muka bumi Allah Swt. Siapa yang paling sukses? Sayyidina Muhammad Saw. Karena apa? karena dakwah beliau itu bagaikan batu yang dilemparkan ke dalam genangan air, jatuh, gelombangnya kecil tapi semakin jauh gelombang makin besar dan makin besar. Demikian gelombang dakwah Nabiyyuna Muhammad Saw. Beliau yang terjebak hanya di Makkah, Madinah dan sekitarnya wilayah yang paling jauh adalah hanya sampai di Tabuk, beliau tidak sampai ke Barat dan Timur. Apalagi tidak pula sampai ke Indonesia di masa itu. Akan tetapi gelombang dakwah beliau yang menyampaikan risalah itu sampai disini. Sampai ratusan ribu, jutaan manusia masih mengikuti tuntunan Islam. Inilah semua berkat salah satu doa beliau sebagaimana riwayat Musnad Ahmad bin Hambal beliau mengangkat tangannya lantas menghadap ke Timur, menghadap ke Barat, menghadap ke semua penjuru dengan satu doa “Allahumma aqbil biquluubihim” wahai Allah datangkan hati mereka, menghadap ke kanan, ke kiri, kata Rasul. Orang – orang yang melihat Rasul “mau apa ini? di depannya tidak ada orang – orang, kiri kanan, depan belakang, semua penjuru beliau berdoa “Ya Allah datangkan hati mereka datangkan hati mereka”. Ternyata munajat itu tentunya di dengar oleh Rabbul Alamin, disampaikan dengan gelombang kemuliaan yang Allah munculkan lewat para muhajirin dan anshar, tabi’in, tabiut tabi’in, aslafunnasshalihin sampai malam hari ini ummat Nabi Muhammad Saw. Beliau adalah orang yang paling banyak pengikutnya di dunia dan di akhirat dari salah satu keberkahan doa beliau “Allahumma aqbil biquluubihim”

Kita bermunajat kepada Allah Swt demi kesempurnaan doa Nabi Muhammad Saw, kita berdoa untuk saudara kita yang terjebak dalam perzinahan, dalam perjudian, dalam kemaksiatan, dalam narkotika, dalam kerusakan aqidah, dalam kehancuran aqidah, dalam penyelewengan aqidah atau segala dosa besar atau yang durhaka kepada ayah ibunya atau dosa besar lainnya. “Allahumma aqbil biquluubihim” wahai Allah datangkan hati mereka pada keluhuran, datangkan hati mereka kepada taubat, datangkan jiwa mereka kepada hidayah, datangkan jiwa mereka kepada kemuliaan syari’ah.

Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am Ya Rahman Ya Rahim tak lupa kami berdoa untuk diri kami Ya Rahman Ya Rahim dan semua yang mendengarkan acara ini di wilayah – wilayah lainnya. Rabbiy Rabbiy benahi jiwa kami, benahi sanubari kami, tumbuhkan sifat – sifat mulia pada kami. Barangkali ada banyak sifat – sifat hina yang belum bisa tercabut dari hati kami maka benahilah, maka cabutlah dan gantikan dengan kemuliaan. Segala musibah atau penyakit atau kesulitan yang belum terselesaikan pada kehidupan kami, cabut dan ganti dengan kesembuhan, ganti dengan kemudahan dan penyelesaian. Ya Rahman Ya Rahim Wahai Yang Maha Tunggal dan Abadi

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah…

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dua Kaki Yang Diharamkan Dari Neraka
Senin, 9 Februari 2009


قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
مَنْ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ (صحيح البخاري


Sabda Rasulullah saw :
“Barangsiapa yg berdebu kedua kakinya di jalan Allah, maka Allah haramkan ia dari neraka” (Shahih Bukhari)


ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Maha Raja yang Tunggal dan Abadi, Allah Jalla Wa Alaa, (Jalla wa alaa = Maha Berwibawa dan Maha Luhur). Sang Penguasa dari zaman ke zaman sebelum terciptanya waktu dan zaman, sebelum berputarnya bulan, matahari dan bumi, sebelum tercipta siang dan malam dan sebelum tercipta seluruh kehidupan, Sang Pemiliki Kehidupan menghamparkan bermilyar kehidupan yang selalu berganti dengan kematian mengikuti waktu dan zaman. Dialah (Allah) yang terlepas dari keterikatan oleh waktu dan zaman, justru Dialah (Allah) yang mengikat dan mengatur waktu dan zaman. Jalla Wa Alaa Swt yang Maha Luhur terlepas dari keterikatan pada kebutuhan pada setiap makhluk-Nya. Justru setiap makhluk yang hidup disadari atau tidak disadari terikat kepada Allah Jalla Wa Alaa. Tiada satu kehidupan yang lepas dari kekuasaan ilahi, tiada satu kehidupan yang tidak dimiliki oleh Allah dan tiada pula satu jengkal bagian di langit atau di bumi yang bukan milik Allah Jalla Wa Alaa.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Maha Suci Allah Yang Maha Menguatkan jiwa hamba – hambaNya dengan datangnya guncangan fitnah dan kerusakan aqidah. Allah memilih hamba – hambaNya dan menguatkan mereka entah dengan pemikiran sendiri atau dengan nasihat atau dengan melihat atau dengan mempelajari. Allah menguatkan aqidah mereka hingga tidak bisa terguncang dengan fitnah sebesar apapun. Telah mengalir fitnah dari zaman ke zaman kepada para Nabi dan kepada para shalihin dan para Nabi dan shalihin tetap mulia dan diabadikan oleh Allah dan para pembawa fitnah tenggelam di dalam kehinaan yang abadi jika mereka tidak bertaubat. Maha Suci Allah Yang Maha Menguatkan jiwa kita untuk tidak menyembah selain Allah, Maha Suci Allah Yang Membuka kesempatan bagi para pendosa untuk mendekat kepada Allah, Maha Suci Allah Yang Menghidupkan para ulama dan shalihin menuntun kepada keluhuran. Jazakumullah Khair, Khairul Jaza’ doa dan munajat untuk para da’i Allah dan para shalihin sepanjang waktu dan zaman.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian Allah Swt menuntun umat muslimin – muslimat untuk selalu berada di jalan keluhuran dan menjadikan para ulama sebagai “Wurraatsunnabi” para pewaris Nabi Muhammad Saw, sebagaimana hadits riwayat Shahih Bukhari “ulama waratsatul anbiya” para ulama adalah pewaris para Nabi. Maha Suci Allah Swt yang dengan Memuji-Nya terluhurkanlah jiwa. Yang dengan Memuji-Nya, semakin besar seorang hamba ingin memuji dan memuji Allah, semakin Allah buat keadaannya terpuji. Semakin ia memuji Allah semakin Dia (swt) membuat hari – hari orang itu terpuji. Namun ketika seorang hamba lupa dari hal – hal yang indah di sisi Allah maka dirisaukan kehidupannya jauh dari hal – hal yang terpuji. Demikian di dunia dan demikian di akhirat.

Memuji Allah adalah hal yang lazim dan hal yang pasti ada bagi mereka yang mendalami Keagungan Ilahi. Semakin dalam pemahaman seseorang tentang Keagungan Allah semakin banyak ia akan memuji Allah karena semua sifat terpuji dan hal – hal yang terpuji berpadu kepada Allah dan Allah juga yang menciptakan semua hal yang terpuji. Dan Allah menjadikan hal – hal yang hina ada di permukaan bumi untuk membedakan mana yang hina dan mana yang terpuji.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu Allah Swt mengenalkan kalimat “Hamdalah ba’da Basmalah”. (mengucap Alhamdulillah setelah mengucap Bismillah) “Bismillahirrahmanirrahim” dulu. “Dengan Nama Allah” Yang Maha Tunggal dan Abadi mengawali segala kehidupan di langit dan bumi. “Arrahman Arrahim” “Maha Melimpahkan seluruh Kasih Sayang dan Rahmat pada segenap hamba-Nya di dunia dan di akhirat”. Setelah kita ingat itu seluruh kenikmatan, kemewahan, keinginan, kemuliaan, kebahagiaan di dunia dan di akhirat yang telah dilimpahkan oleh Allah kepada sedemikian triliyun hamba-Nya di permukaan bumi dan masih akan berlanjut dengan kekal dan abadi di yaumil qiyamah bagi mukminin – mukminat. Setelah itu sampai ke dalam benak pemikiran kita. Barulah Allah teruskan dengan “Alhamdulillahirabbil ‘alamin” QS. Al Fatihah : 2 Segala Puji Bagi Allah, Rabb semesta alam.

Jawaban bagi kalimat “Bismillahirrahmanirrahim” adalah “Alhamdulillahirabbil ‘alamin”. Jawaban bagi kesadaran seorang hamba atas kenikmatan yang di tumpah – ruahkan oleh Allah di dunia kepada yang beriman dan yang tidak beriman dan kepada yang beriman di akhirat dengan kekekalan, kebahagiaan yang kekal. Jawaban bagi mereka yang merenungkan itu pastilah memuji Allah Rabbul Alamin. “Alhamdulillahirabbil ‘alamin”, sering – seringlah minta kepada Allah Swt agar jiwa kita selalu asyik memuji Allah Swt dan dengan itu kehidupan kita semakin terpuji.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa ketika seorang hamba setelah ruku’ melakukan i’tidal ia mengucap “Sami’Allahu liman hamidah” Allah Maha Mendengar siapapun yang memuji-Nya. Memuji dengan hatinya atau dengan lisannya atau dengan keduanya atau dengan beribadah kepada-Nya yang juga bisa merupakan bentuk dari pujian kepada Allah. Atau dengan segala ketaatan yang ia jadikan sebagai bentuk pujiannya kepada Allah. Atau penyesalan dari dosa – dosanya ia jadikan sebagai bentuk terpujinya Allah pada dirinya. Karena aku ingin memuji-Mu dan mengagungkan-Mu Rabbiy, maka aku meninggalkan dosa – dosa. “SamiAllahu liman hamidah” Allah Maha Mendengar orang – orang yang memuji-Nya.

Lalu ucapan setelahnya “Rabbana lakal hamdu” Wahai Tuhan kami untuk-Mu segala pujian. Pujian – pujian yang agung untuk-Mu wahai Rabb.
Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari Rasul saw bersabda “man waafaqa qaulahu wa qaulalmalaikat, ghufira lahu maa taqaddama min dzanbih” kalau seandainya ucapan “Rabbana lakal hamdu” itu bersamaan dengan ucapan para malaikat yang juga mengucapkan “Rabbana wa lakal hamdu” maka Allah ampuni dosanya yang telah lalu.
Kita bertanya, mana kita tahu? bersamaan atau tidak dengan para malaikat. Jadi malaikat itu diijinkan oleh Allah Swt dengan masing – masing tugas. Ada yang mengikuti dzikir, ada yang meng-aminkan doa, ada yang mengikuti ucapan – ucapan pujian kepada Allah. Ketika seseorang mengucapkan “SamiAllahu liman hamidah” dengan hatinya pun ia mengucapkan, Allah Maha Mendengar siapapun yang memuji-Nya maka malaikat memuji Allah saat itu.

Lalu ia mengucap “Rabbana lakal hamdu”, jika ia mengucapkan dengan hati dan sanubarinya itu dan bersamaan dengan ucapan para malaikat yang juga memuji-Nya “faghufira lahu maa taqaddama min dzanbih” QS. Al Fath : 2 diampuni dosanya yang telah lalu. Yang kita tanyakan berapa ribu kali ucapan “Rabbana lakal hamdu” yang sudah kita ucapkan tapi hati kita tidak mengucapkan. Padahal itu pengampunan Allah menunggu setiap kali I’tidal sebelum kita sujud, pengampunan Allah sudah lebih dahulu datang. Setelah Alfatihah, ruku’ lalu i’tidal sebelum sujud, kita sudah diampuni dosanya oleh Allah Swt, kalau kita menghadirkan makna. Demikian agungnya shalat.

Hadirin – hadirat, sebelum dahi sampai ke bumi merendahkan diri serendah – rendahnya kepada Allah, sudah tidak punya dosa lagi kita. Demikian indahnya aturan – aturan Ilahiyyah, demikian indahnya tuntunan Nabi Muhammad Saw. Dalam segala hal Allah menyediakan kemuliaan.

Ini hadits yang kita baca tadi, riwayat Shahih Bukhari “man ighbarrat qadamaahu fii sabiilillahi, harramahullahu ‘alannaar” barangsiapa yang kakinya berdebu (sampai berdebu) karena berjalan pada hal – hal yang diridhai Allah (di jalan Allah) maka Allah haramkan kakinya itu masuk neraka. Kalau kakinya tidak masuk neraka berarti tubuhnya juga tidak masuk neraka. Demikian hadirin – hadirat,
Al Imam Ibn Hajar didalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa hadits ini bukan hanya untuk yang berperang di jalan Allah saja tapi juga untuk yang melangkah menuju shalat jum’at. Karena ada riwayat Shahih Bukhari menyebutnya saat sahabat berjalan menuju shalat jum’at.
Dan juga dalam segala hal – hal yang diridhai Allah menuju hal – hal yang bersifat ibadah kepada Allah sampai berdebu kakinya maka kedua kakinya Allah haramkan masuk neraka. Lalu kita bertanya, apakah harus berjalan kaki menuju masjid? Tentu yang dimaksud bukanlah berjalan langkah – langkahnya tapi adalah usahanya untuk mencapai tempat yang diridhai Allah. Sampainya kita ke tempat ini semoga kita semua diharamkan oleh Allah dari api neraka. Amin

Demikian dahsyatnya Rahmat Ilahi, cuma sayangnya setelah sebagian dari mereka kakinya diharamkan oleh Allah dari api neraka, mereka kembali melangkah pada hal – hal yang dimurkai oleh Allah. Demikian keadaan manusia dalam siang dan malamnya. Beruntunglah mereka yang selalu menuju tempat yang mulia dan mengikuti sunnah Sang Nabi saw. Ia lebih mudah ke tempat yang mulia, majelis taklim, majelis dzikir, masjid dan lainnya. Hal – hal seperti ini menuju di jalan Allah dan tentunya bukan hanya itu tetapi bekerja, mencari nafkah, sekolah untuk mencari keridhaan orangtua, untuk mencari rezki, untuk mencari rezki yang halal atau berkhidmah kepada Islam, berkhidmah pada dakwah.
(misalnya kita berkata) Saya kuliah, kuliah itu saya tidak pernah lihat di hadits, tapi kuliah niatnya ibadah misalnya dalam hatinya begitu. Jadi tentunya kalau niat kuliahnya adalah untuk menjadi ahli ekonomi, biologi atau ahli fisika yang Islami, yang bisa mengalahkan mereka – mereka yang menghancurkan Islam maka setiap langkahnya “fisabilillah”.

Demikian pula bekerja, demikian pula berumah tangga, demikian pula dengan usaha. Jika niatnya baik “fa innamal kullu a’mal binnniyat innamal a’mal binniyat wa innama likullimri;in maa nawaa”. (yaitu sabda Nabi saw : sungguh semua amal itu tergantung niatnya, dan balasan Allah itu tergantung pada niatnya)
Getaran hati merubah satu hal yang hina menjadi mulia atau sebaliknya. Jalan menuju majelis dzikir, apa niatnya? Niatnya ibadah kepada Allah, maka ia mendapatkan kemuliaan ini. Jalan menuju majelis dzikir untuk memfitnah orang lain maka tentunya kembali kepada niatnya masing – masing. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.

Dalam hal ini banyak juga ditanyakan kepada saya membahas masalah pakaian di masjid. Tentang hal yang disebut “isbal” ini sedang ramai dibicarakan. Mereka – mereka yang bekerja di internet atau yang di sekolah mempertanyakan masalah ini. Isbal adalah menaikkan celana atau sarung harus diatas mata kaki. Karena yang menurunkannya di bawah mata kaki itu Allah murka padanya. Hadits riwayat Imam Ahmad dan lainnya. Hadirin, jadi setiap kali kerja, setiap kali sholat, setiap kali apapun pakaiannya harus diatas mata kaki. Ini pendapat keliru, karena bukan itu yang dimaksud oleh Sang Nabi. Allah tidak mau melihat (murka) wajah orang – orang yang memanjangkan celananya atau sarungnya dibawah mata kaki. Itu haditsnya.

Kalau sudah tidak dilihat oleh Allah, bagaimana mau masuk surga? dilihat saja tidak, berarti lebih daripada murka, Allah tidak mau melihat mereka. Siapa mereka? Hal ini bukan yang dimaksud seperti yang disampaikan sekarang ini karena ada lagi hadits riwayat Shahih Bukhari bahwa ketika Rasul saw mengucap ini, berkata Abu Bakar Ashshiddiq radiyallhu ‘anhu “ya Rasulullah sarungku melebihi mata kakiku jadi aku diantara mereka?” maka Rasul saw berkata “kau bukan yang bersama mereka (orang – orang yang tidak dilihat Allah)”. Maka Imam Ibn Hajar didalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan hadits ini menjadi dalil bahwa memanjangkan celana atau sarung dibawah mata kaki tidak diharamkan oleh Allah dan tidak pula makruh. Karena yang dimaksud adalah untuk kesombongan.

Jadi hadirin ini masalah hatinya. Di masa Nabi saw orang kaya dan orang miskin itu bisa dibedakan dengan memanjangkan celana atau sarungnya atau tidak? Kalau orang miskin, fuqara, buruh, orang – orang menengah ke bawah pasti sarung atau celananya diatas mata kaki. Kenapa? karena selalu berjalan kaki. Akan Kotor kalau seandainya panjang kainnya di bawah lutut. Sebaliknya orang kaya memanjangkan celananya atau sarungnya dibawah mata kaki sebagai tanda bahwa ia hampir tidak pernah berjalan ditanah, selalu diatas permadani, selalu diatas kuda oleh sebab itu dipanjangkan celananya atau sarungnya sebagai tanda nih..aku orang kaya, kira – kira begitu. Ini pemahaman dari perintah Nabi Saw.

Jadi yang diharamkan adalah memunculkan hal – hal yang menyombongkan kekayaannya atau menyombongkan hartanya atau menyombongkan dirinya bahwa ia bukan fuqara tapi ia orang kaya, ini yang diharamkan. Jadi demikian dijelaskan oleh Imam Ibn Hajar didalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari. Buktinya Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq memanjangkan pakaiannya, celananya atau sarungnya dibawah mata kaki dan Rasul berkata “kau bukan dari golongan mereka yang tidak dilihat oleh Allah atau golongan yang dimurkai Allah”. Jadi jelas sudah bahwa yang dimaksud adalah hatinya. Kalau sarungnya dinaikkan sampai tengah – tengah dibawah lutut juga kalau hatinya sombong, tetap saja Allah murka padanya. Demikian hadirin masalah isbal. Ini sering ditanyakan di internet, di email, sms, surat, selalu ditanya. Saya katakan nanti saya jelaskan di majelis, Insya Allah.
Hadirin, demikian penjelaskan masalah isbal. Semoga Allah Swt menuntun kita dengan keadaan makmurnya para ulama dan shalihin. Karena kesalahpahaman seperti ini muncul dari semakin kurangnya ulama, semikin sedikitnya orang yang mengerti akhirnya orang yang tidak mengerti berfatwa. Demikian riwayat Shahih Bukhari, sebagaimana sabda Rasul saw “Allah mengangkat ilmu itu bukan mencabutnya dari hati seseorang tapi dengan mewafatkan para ulama, kalau sudah tidak tersisa lagi ulama atau sedikit (misalnya) di suatu wilayah maka orang – orang mengambil orang bodoh untuk dijadikan pemberi fatwa dan dianggap ulama adalah orang yang tidak berilmu, ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu maka ia sesat dan menyesatkan”. Karena ilmunya cuma nukil di internet, berfatwa tanpa ilmu maka ia sesat dan menyesatkan. Hadits ini dimaksudkan bagi kita untuk membangkitkan kembali generasi ulama, menghidupkan lagi generasi ulama.

Oleh sebab itu, Alhamdulillah berkat doanya para habaib kita disini ada Habib Sofyan Basyaiban, Habib Musthofa AlAthas, para habaib kita semoga pemuda semakin makmur mencintai sunnah Nabi Muhammad Saw. Semoga perkumpulan pemuda, semoga diantara ribuan ini menjadi pengusaha yang sukses, pemuda yang shalih, dan menjadikan orang – orang yang naik di pemerintahan semoga akan membawa kemakmuran, keluhuran, keadilan, semoga semua membawa manfaat bagi umat Nabi Muhammad Saw masing – masing dengan jalan yang ditunjukkan oleh Allah menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan para shalihin mempunyai manzilah yang agung di sisi Allah. Beruntunglah mereka yang mencintai para shalihin dan rugilah mereka yang menjauh dari para shalihin atau bahkan memusuhi para shalihin. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari didalam hadits qudsiy Allah Swt berfirman “barangsiapa yang memusuhi wali – wali Ku, Aku mengumumkan perang kepadanya, dan tiadalah seorang hamba-Ku mendekat kepada Ku dari hal – hal yang sudah kuwajibkan, dan tiadalah hamba – hambaKu berhenti dengan mengamalkan amal yang wajib saja tapi ia terus mendekat kepada-Ku pada hal – hal yang sunnah sampai Aku mencintainya, jika aku mencintainya maka Aku menjadi penglihatannya (yg ia gunakan untuk mendengar), Aku menjadi pendengarannya (yg ia gunakan untuk melihat), Aku menjadi tangannya (yg ia gunakan untuk berlindung) dan kakinya (yg ia gunakan untuk berjalan), jika ia minta pada-Ku, Ku-beri permintaannya, jika ia minta perlindungan pada-Ku, Aku akan melindunginya”. Apa maksudnya menjadi tangan dan kaki? Maksudnya panca indera mereka dijaga oleh Allah dari hal – hal yang dimurkai Nya. Demikian dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar didalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari ketika seseorang berusaha mengamalkan hal – hal yang fardhu dan sunnah sampai ia dicintai Allah, Allah jaga ia dari hal yang makruh apalagi yang haram.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu dijelaskan didalam Shahih Bukhari bahwa Sayyidina Umar bin Khattab itu ditakuti oleh syaitan. Syaitan lari dari Sayyidina Umar, tidak mau berpapasan oleh Sayyidina Umar bin Khattab ra. Dan Imam Nawawi menjelaskan didalam Syarh Nawawi bisyarah Shahih Muslim bahwa ini bukan hanya untuk Sayyidina Umar tapi banyak para sahabat dan shalihin yang terjaga dari gangguan dan bahkan dijauhi oleh syaitan.

Hadirin – hadirat, berlandaskan firman Allah “sungguh hamba – hambaKu, kau (wahai syaitan) tidak akan mampu untuk menundukkan mereka”. (QS Al Hijr 42)Tidak bisa dikalahkan hamba – hamba yang shalih oleh syaitan, Allah beri kekuatan hingga syaitan tidak mampu berdekatan dengannya, jangankan menggoda.

Hadirin – hadirat, demikian Allah Swt memuliakan mereka sehingga Rasul saw menjelaskan dan mengajarkan kepada kita untuk bersalam kepada hamba yang shalih setiap kali shalat, setiap kali tahiyat membaca “Assalamu’alaina wa’ala ibadillahisshalihin”. Riwayat Shahih Bukhari Rasul bersabda “barangsiapa yang mengucapkan kalimat itu didalam shalatnya maka Allah sampaikan salamnya itu kepada seluruh hamba Allah yang shalih di langit dan bumi”. Allah sampaikan salam dari umat ini kepada semua hamba – hamba yang shalih di langit dan bumi baik yang hidup maupun yang wafat. Salamnya sampai setiap kali kita shalat dalam tahiyat mengucap “Assalamu’alaina wa’ala ibadillahisshalihin”. Salamnya sampai kepada semua hamba yang shalih.

Ketahuannya di akhir zaman bahwa orang – orang yang shalih, jangan kita merasa tidak mengenal dengan mereka. “Saya tidak kenal dengan hamba yang shalih” di hari kiamat bagaimana? kau beri salam kepada semua orang shalih. Di yaumal qiyamah kita dikenal oleh orang – orang shalih karena selalu bersalam kepadanya. Makanya kalau mengucapkan salam itu hadirkan hati kita “Assalamu’alaina wa’ala ibadillahisshalihin”. Itu menjalin silaturahmi dengan seluruh hamba – hamba yang shalih. Demikian tingginya derajat hamba yang shalih di mata Allah. Sampai dalam shalat pun kita mengucapkan salam kepada mereka “disampaikan kepada seluruh hamba – hamba yang shalih di langit dan bumi”. Demikian lebih – lebih lagi tentunya, salam sebelum hamba yang shalih yaitu kepada Sayyidina Muhammad Saw “Assalamu’alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakatuh”. Dalam shalat salam dulu kepada Nabi saw, salam dulu kepada shalihin kemudian baru mengucapkan syahadatain (2 kalimat syahadat). Karena tidaklah seseorang mengenal syahadatain kecuali dari Nabi Muhammad Saw dan dari para shalihin.

Hadirin, darimana orang tahu Islam?, Kecuali datangnya dari Rasulnya Allah. Bukannya Rasul Allah lebih dimuliakan daripada Allah. Buktinya Allah jadikan pada tahiyat itu salam pada Nabi dulu (sebelum syahadat) lalu salam pada shalihin baru syahadat. Bukan berarti Nabi dan shalihin lebih mulia dari Allah, bukan itu tentunya. Tentunya kita mengenal Islam itu dari Nabi saw dan dari para shalihin (ulama yang mengajari kita lewtat lisan atau buku tulisan mereka) akhirnya kenal Islam. Demikian hadirin – hadirat lalu sampailah pada keagungan “Asyhadu anlailaahaillallahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu”. Setelah itu selesai…??,
belum!! Tambah lagi shalawat kepada Nabi Muhammad saw. Demikian hadirin – hadirat, manzilatunnabiy saw. (manzilah = kedudukan martabat)

Dan berhati – hatilah bagi hamba – hamba Allah, kalau masih punya masalah dengan hamba – hamba yang shalih segera mundur. Karena Allah Swt sudah mengumumkan perang kepadanya, karena sebagaimana diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Sayyidina Sa’ad bin Abi Waqqash ra yang ketika diberi tugas menjadi pemimpin oleh Sayyidina Umar bin Khattab ra di kufah menjadi Gubernur dipilih oleh Sayyidina Umar bin Khattab ra. Ada orang mengeluhkannya, Sayyidina Umar bin Khattab langsung menurunkan Sa’ad bin Abi Waqqash dari kepemimpinanya. Dan ketika Sa’ad bin Abi Waqqash datang kepada Sayyidina Umar bin Khattab, Sayyidina Umar berkata “aku tidak mencabutmu dari kedudukanmu karena keluhan mereka tapi karena hal lain” (sumber : Fathul Baari). Sayyidina Umar tidak menjelaskan hal apa, maka Sayyidina Umar mengirimkan seorang untuk bertanya – tanya kepada beberapa orang di kufah. Sa’ad bin Abi Waqqash seperti apa tingkahnya? semua yang ditanya tidak berkata lain, semuanya berkata “ia baik, ia pemimpin yang adil, ia orang yang mulia, semuanya memuji Sa’ad bin Abi Waqqash”. Ketemu satu orang namanya Aba Sa’dah “bagaimana Sa’ad bin Abi Waqqash?”, ia menjawab “penjahat, penipu, mengambil harta para fuqara, tidak adil”. Sampailah kabar ini pada Sa’ad bin Abi Waqqash, sakit hatilah Sa’ad bin Abi Waqqash. Kenapa? Bukan karena ia membicarakan dirinya tapi karena sebab itu Amirulmukminin risau dengan keadaannya dengan wilayah kufah hanya karena satu orang. Sa’ad bin Abi Waqqash berdoa kepada Allah “wahai Allah kalau seandainya aku dalam kebenaran, berikan padanya kemiskinan dan panjangkan usianya dalam kesusahan sebagai tanda bahwa aku adalah pemimpin yang adil dan orang yang jujur, jangan sampai orang termakan fitnahnya”. Maka disaat itu hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa Aba Sa’dah ini sampai usianya tua renta sampai alisnya menutupi matanya dari lanjut usinya dan ia dalam keadaan gila dan ia dalam keadaan miskin, setiap hari berlari – lari di jalan kesana – kemari, kalau orang bertanya “kenapa kau seperti ini?” ia berkata “aku kualat karena doanya Sa’ad bin Abi Waqqash”. Jadi hati – hati kepada para shalihin dan aulia (orang orang yg dicintai Allah). Alhamdulillah kita mempunyai orang – orang yang shalih, para ulama yang shalih, orang – orang yang mulia.

Dan semoga Allah menjadikan jiwa kita selalu mencintai mereka, semoga Allah menjaga kita dari hal – hal yang menyakitkan hati mereka dan Rabbiy kami pun berdoa agar sampaikan shalawat dan salam kami kepada Nabi Muhammad Saw. Tiadalah kami semua berkumpul di tempat ini Rabbiy..bermunajat kehadirat-Mu dan meminta kepada-Mu segala kemuliaan yang Kau limpahkan pada hamba – hambaMu yang Kau muliakan dari kenikmatan dunia dan akhirat yang tidak membawa kami pada kemurkaan Mu, tambahkan kepada kami kenikmatan diatas kenikmatan. Singkirkan segala musibah kami Ya Rahman Ya Rahim dan kami berdoa agar Kau datangkan hujan yang membawa Rahmat bukan hujan yang membawa musibah. Jauhkan dari kami hujan yang membawa musibah, jauhkan dari kami segala fitnah dan redamlah segala fitnah yang muncul memecah – belah muslimin. Rabbiy pecah – belahkan musuh – musuh Islam yang menyebar fitnah demi menghancurkan muslimin, demi menghancurkan ahlussunnah waljamaah, (mereka itu yg berbuat) demi menghancurkan para muhibburrasul (pecinta Rasul saw),.Rabbiy Rabbiy redamlah keadaan mereka, perbaikilah keadaan orang – orang yang jika mereka diperbaiki akan memperbaiki keadaan muslimin. Dan celakakanlah keadaan orang – orang yang jika mereka celaka maka akan terbenahi kaum muslimin Ya Dzaljalali wal ikram

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram, hadirin – hadirat jangan bosan – bosannya menggetarkan bibirmu menyebut Nama Allah Swt, tetapkan jiwa dan ruhmu untuk selalu bermunajat kepada Allah Swt karena semakin kita merindukan dan mengingat Allah Swt semakin berjatuhan keinginan – keinginan buruk didalam jiwa kita dan semakin jauh dari kita segala musibah dan cobaan. Hadirin- hadirat semua yang hadir disini dan semua yang mendengarkan acara ini semoga dilimpahi Rahmat dan Keberkahan. Kita sama – sama berdoa mendoakan muslimin dan semoga Allah memberikan kemuliaan kepada kita disaat – saat yang dekat kepada pemilu. Semoga yang maju adalah pemimpin – pemimpin yang membela Islam, kita doakan semua calon yang akan naik akan membela Islam. Mereka menjaga kemuliaan Islam dan mencintai Nabi Muhammad Saw. Dan kita tutup dengan membaca doa yang diajarkan oleh Guru Mulia kita Alhafidz Almusnid Alhabib Umar bin Hafidz, kita bersama – sama melantunkan doanya untuk keselamatan muslimin dan untuk naiknya pemimpin – pemimpin yang baik dan bagi mereka yang masih dalam kekurangan semoga dibenahi oleh Allah Swt.

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

---- qasidah Yaa Arhamarraahimiin----

_______________________________________________________________

blog ini dibuat bertujuan sebagai bahan pembelajaran pemilik blog dan siapa saja boleh mempelajarinya